DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

10 Gangguan dan penyakit yang paling sering ditangani oleh dokter spesialis THT-KL

Sistem Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT), serta kepala dan leher memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk pendengaran, pernapasan, penciuman, dan komunikasi. Gangguan pada bagian ini dapat berdampak besar pada kualitas hidup seseorang, mulai dari kesulitan bernapas hingga gangguan keseimbangan dan pendengaran. Oleh karena itu, dokter spesialis THT-KL (Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher) menangani berbagai kondisi medis yang berkaitan dengan organ-organ ini.

Penyakit dan gangguan pada THT-KL bisa bersifat ringan hingga serius, dengan penyebab yang bervariasi, seperti infeksi, alergi, kelainan bawaan, atau bahkan tumor. Beberapa di antaranya memerlukan pengobatan medis, terapi, atau bahkan tindakan bedah. Berikut ini adalah sepuluh gangguan dan penyakit pada THT-KL yang paling sering ditangani oleh dokter spesialis.

  1. 10 Gangguan dan penyakit yang paling sering ditangani oleh dokter spesialis THT-KL

1. Otitis Media (Infeksi Telinga Tengah)

Otitis media adalah infeksi pada telinga tengah yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang berasal dari saluran pernapasan atas dan menyebar ke telinga melalui saluran eustachius. Gejala yang muncul meliputi nyeri telinga, demam, gangguan pendengaran, serta keluarnya cairan dari telinga jika terjadi perforasi gendang telinga.

Pengobatan otitis media bergantung pada penyebabnya. Infeksi bakteri biasanya diatasi dengan antibiotik, sedangkan infeksi virus sering kali sembuh dengan sendirinya. Dalam kasus kronis atau berulang, dokter dapat melakukan tindakan seperti pemasangan tabung ventilasi di gendang telinga untuk membantu drainase cairan dan mencegah infeksi berulang.

2. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan atau infeksi pada sinus, yaitu rongga berisi udara di sekitar hidung dan dahi. Penyakit ini bisa bersifat akut (berlangsung beberapa minggu) atau kronis (bertahan lebih dari tiga bulan). Penyebabnya bisa berupa infeksi virus, bakteri, alergi, atau iritasi akibat polusi. Gejalanya meliputi hidung tersumbat, nyeri di wajah, sakit kepala, dan keluarnya lendir kental dari hidung atau ke tenggorokan.

Pengobatan sinusitis bisa dengan dekongestan, antihistamin, atau antibiotik jika disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada kasus kronis yang tidak membaik dengan obat-obatan, dokter dapat melakukan tindakan seperti operasi sinus endoskopi untuk membersihkan rongga sinus dan memperbaiki drainase.

3. Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah reaksi alergi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dalam hidung akibat paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan. Gejala yang sering muncul meliputi bersin-bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan gatal pada hidung serta tenggorokan. Kondisi ini bisa bersifat musiman atau terjadi sepanjang tahun.

Penanganan rhinitis alergi melibatkan penghindaran alergen, penggunaan antihistamin, dekongestan, atau kortikosteroid hidung. Pada kasus yang lebih parah, dokter dapat merekomendasikan imunoterapi (desensitisasi) untuk mengurangi respons alergi tubuh terhadap pemicu tertentu.

4. Tonsilitis (Radang Amandel)

Tonsilitis adalah peradangan pada amandel yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejalanya meliputi sakit tenggorokan, demam, kesulitan menelan, serta pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Infeksi bakteri seperti Streptococcus bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.

Pengobatan tonsilitis tergantung pada penyebabnya. Infeksi virus biasanya sembuh sendiri dengan istirahat dan perawatan simptomatik, sementara infeksi bakteri memerlukan antibiotik. Pada kasus kronis atau berulang, dokter dapat merekomendasikan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel).

5. Faringitis

Faringitis adalah peradangan pada faring (tenggorokan) yang sering disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, demam, dan pembengkakan kelenjar leher. Virus seperti flu dan bakteri seperti Streptococcus dapat menjadi penyebab utama.

Pengobatan faringitis tergantung pada penyebabnya. Infeksi virus memerlukan perawatan suportif seperti istirahat, minum banyak cairan, dan obat pereda nyeri. Sementara itu, infeksi bakteri harus ditangani dengan antibiotik untuk mencegah komplikasi seperti demam rematik.

6. Vertigo

Vertigo adalah sensasi pusing berputar yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular di telinga dalam. Penyebabnya bisa berupa infeksi, penyakit Meniere, atau Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Gejalanya meliputi pusing, kehilangan keseimbangan, mual, dan muntah.

Pengobatan vertigo bergantung pada penyebabnya. Terapi rehabilitasi vestibular, obat-obatan untuk mengurangi mual dan pusing, serta manuver posisi kepala untuk BPPV sering digunakan sebagai solusi pengobatan.

7. Polip Hidung

Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan lunak yang terjadi di dalam saluran hidung atau sinus akibat peradangan kronis. Polip dapat menyebabkan hidung tersumbat, gangguan penciuman, dan infeksi sinus berulang.

Pengobatan polip hidung melibatkan penggunaan kortikosteroid hidung untuk mengecilkan polip. Jika polip berukuran besar atau menyebabkan gangguan pernapasan, tindakan bedah seperti polipektomi dapat dilakukan.

8. Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran bisa disebabkan oleh faktor usia, infeksi kronis, paparan suara bising, atau kelainan bawaan. Gejalanya meliputi kesulitan mendengar percakapan, sering meningkatkan volume suara, dan tinnitus (denging di telinga).

Penanganan gangguan pendengaran tergantung pada penyebabnya. Bisa dengan alat bantu dengar, terapi rehabilitasi, atau operasi implan koklea untuk kasus yang lebih parah.

9. Laringitis

Laringitis adalah peradangan pada laring (kotak suara) yang sering menyebabkan suara serak atau hilang. Penyebabnya bisa berupa infeksi virus, iritasi akibat merokok, atau penggunaan suara berlebihan.

Pengobatan laringitis melibatkan istirahat suara, minum banyak air, dan penggunaan obat pereda nyeri jika diperlukan. Pada kasus kronis, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan serius seperti tumor laring.

10. Kanker Kepala dan Leher

Kanker kepala dan leher mencakup berbagai jenis kanker yang menyerang tenggorokan, laring, hidung, atau kelenjar ludah. Faktor risiko utama meliputi merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan infeksi virus HPV. Gejalanya meliputi luka yang tidak sembuh, suara serak berkepanjangan, dan benjolan di leher.

Pengobatan kanker kepala dan leher bergantung pada stadium dan jenis kanker. Bisa dengan pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi dari berbagai metode tersebut.

Gangguan dan penyakit THT-KL dapat berdampak signifikan pada fungsi vital seperti pendengaran, pernapasan, dan bicara. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis THT-KL bisa membantu menjaga kesehatan dan fungsi organ-organ ini dalam jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *