DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

“Perikarditis: Tinjauan Patofisiologi, Manifestasi Klinis, dan Strategi Penanganan Terbaru

Perikarditis merupakan kondisi peradangan pada perikardium, yaitu lapisan tipis yang melapisi jantung. Penyebabnya bervariasi mulai dari infeksi, penyakit autoimun, trauma, hingga idiopatik. Manifestasi klinis utama berupa nyeri dada khas, disertai gejala tambahan seperti demam dan sesak napas. Penegakan diagnosis didukung pemeriksaan fisik, elektrokardiogram, ekokardiografi, dan biomarker inflamasi. Terapi disesuaikan dengan etiologi, meliputi antiinflamasi, antibiotik, hingga kortikosteroid. Prognosis umumnya baik pada kasus ringan, namun komplikasi seperti efusi perikardium atau tamponade jantung perlu diwaspadai.

Perikarditis adalah peradangan yang terjadi pada perikardium, selaput pelindung jantung yang terdiri dari dua lapisan, yaitu perikardium viseral dan parietal. Kondisi ini dapat bersifat akut maupun kronis dan sering kali berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi.

Penyebab perikarditis cukup beragam, mulai dari infeksi virus, bakteri, tuberkulosis, autoimun, trauma, pasca infark miokard, hingga etiologi idiopatik. Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti tamponade jantung dan perikarditis konstriktiva.

Patofisiologi

Peradangan pada perikardium menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular, sehingga cairan dan sel-sel inflamasi masuk ke dalam rongga perikardial. Akumulasi cairan ini dapat menyebabkan efusi perikardium dan menimbulkan gejala klinis.

Selain itu, iritasi pada pleksus saraf perikardial akan menimbulkan nyeri dada yang khas. Bila peradangan berlangsung kronis atau berulang, dapat terjadi fibrosis dan penebalan perikardium yang menyebabkan perikarditis konstriktiva.

Tanda dan Gejala

Gejala utama perikarditis adalah nyeri dada yang tajam atau menusuk, biasanya memburuk saat berbaring dan membaik saat duduk atau membungkuk ke depan. Nyeri juga dapat menjalar ke leher, bahu, atau punggung.

Selain nyeri dada, gejala lain yang bisa menyertai adalah demam ringan, malaise, dan sesak napas terutama bila sudah terjadi efusi perikardium dalam jumlah banyak. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan bunyi gesekan perikardial (pericardial friction rub).

Pada kasus yang berat, perikarditis dapat menyebabkan tamponade jantung, ditandai dengan hipotensi, distensi vena jugularis, dan bunyi jantung melemah (triad Beck).

Penanganan

Penanganan perikarditis tergantung pada etiologi dan tingkat keparahan. Perikarditis akut idiopatik atau virus umumnya ditangani dengan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.

Jika perikarditis disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan dilakukan dengan antibiotik sesuai kultur dan sensitivitas. Pada kasus perikarditis tuberkulosis, diperlukan terapi anti-TB.

Pada perikarditis autoimun atau perikarditis berulang, terapi kortikosteroid atau colchicine digunakan untuk menekan respon inflamasi. Pada kasus tamponade jantung atau efusi perikardium masif, tindakan perikardiosentesis diperlukan untuk mengeluarkan cairan.

Kesimpulan

Perikarditis merupakan peradangan perikardium yang sering ditandai dengan nyeri dada khas. Etiologi tersering adalah infeksi virus, namun penyebab lain seperti bakteri, autoimun, atau trauma harus dipertimbangkan. Diagnosis didukung oleh pemeriksaan klinis dan penunjang. Terapi disesuaikan dengan penyebab, mulai dari antiinflamasi, antibiotik, hingga tindakan invasif. Penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi dan memperbaiki prognosis pasien.

Daftar Pustaka

  1. Imazio M, Gaita F, LeWinter M. Evaluation and Treatment of Pericarditis: A Systematic Review. JAMA. 2015;314(14):1498-1506. doi:10.1001/jama.2015.12763
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26461997/
  2. Adler Y, Charron P, Imazio M, et al. 2015 ESC Guidelines for the Diagnosis and Management of Pericardial Diseases. Eur Heart J. 2015;36(42):2921-2964. doi:10.1093/eurheartj/ehv318
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26320112/
  3. Chiabrando JG, Bonaventura A, Vecchié A, et al. Management of Acute and Recurrent Pericarditis: JACC State-of-the-Art Review. J Am Coll Cardiol. 2020;75(1):76-92. doi:10.1016/j.jacc.2019.11.021
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31856929/
  4. Klein AL, Abbara S, Agler DA, et al. American Society of Echocardiography Clinical Recommendations for Multimodality Cardiovascular Imaging of Patients with Pericardial Disease. J Am Soc Echocardiogr. 2013;26(9):965-1012. doi:10.1016/j.echo.2013.06.023
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23998653/
  5. Imazio M, Andreis A, De Ferrari GM. Management of Pericarditis: Current Practice and Future Perspectives. Curr Cardiol Rep. 2020;22(5):33. doi:10.1007/s11886-020-01268-0
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32285299/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *