
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat gangguan sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Penatalaksanaan DM tidak hanya mengandalkan terapi farmakologis, tetapi juga sangat bergantung pada pengaturan pola makan yang tepat. WHO dan berbagai organisasi kesehatan, seperti American Diabetes Association (ADA), menekankan pentingnya terapi nutrisi medis (medical nutrition therapy) dalam pengendalian glikemia, berat badan, dan risiko komplikasi. Artikel ini menyajikan tujuh rekomendasi utama dalam pemberian makanan bagi penderita diabetes dewasa, dilengkapi penjelasan mendalam untuk mendukung implementasinya dalam praktik sehari-hari.
Pola makan yang sehat adalah salah satu pilar utama dalam manajemen diabetes melitus, sejajar dengan pengobatan, olahraga, dan edukasi. Tujuan utama dari pengaturan makanan bagi penderita diabetes adalah untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal, mengendalikan kadar lipid dan tekanan darah, serta mencegah atau menunda komplikasi kronik. Asupan gizi yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita dan mengurangi ketergantungan pada obat-obatan.
Namun demikian, pendekatan gizi untuk penderita diabetes tidak bersifat satu ukuran untuk semua. Perencanaan makan harus mempertimbangkan preferensi budaya, ekonomi, dan gaya hidup pasien. Oleh karena itu, edukasi gizi yang personal dan berbasis bukti menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas tujuh rekomendasi pemberian makanan pada penderita DM dewasa berdasarkan pedoman WHO dan asosiasi diabetes internasional.
Rekomendasi Pemberian Makanan pada Penderita Diabetes Melitus Dewasa
- Konsumsi Karbohidrat Kompleks dengan Indeks Glikemik Rendah Penderita diabetes disarankan untuk memilih sumber karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh (gandum, beras merah), kacang-kacangan, sayuran bertepung, dan buah utuh. Makanan ini memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah hingga sedang, sehingga tidak menyebabkan lonjakan glukosa darah secara drastis setelah makan. Karbohidrat sederhana seperti gula pasir, minuman manis, dan kue-kue harus dihindari karena cepat diserap dan meningkatkan glukosa darah secara tajam. Pemberian makanan berbasis IG membantu memperlambat pencernaan dan penyerapan glukosa, serta meningkatkan kontrol glikemia jangka panjang (HbA1c).
- Batasi Asupan Gula Tambahan dan Minuman Manis Penderita diabetes melitus harus membatasi gula tambahan hingga <5% dari total energi harian. WHO dan ADA merekomendasikan untuk menghindari minuman berpemanis seperti soda, teh manis, minuman energi, dan jus buah kemasan. Sebagai alternatif, pemanis rendah kalori atau non-nutritif seperti stevia atau sukralosa dapat digunakan secara terbatas. Pengurangan konsumsi gula tambahan terbukti menurunkan kadar glukosa darah puasa dan risiko resistensi insulin.
- Pilih Lemak Sehat dan Hindari Lemak Trans Lemak sehat yang berasal dari minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berminyak (seperti salmon dan sarden) direkomendasikan karena mengandung lemak tak jenuh tunggal dan ganda. Lemak ini membantu memperbaiki profil lipid, menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Lemak trans dan lemak jenuh (misalnya dari gorengan, mentega, dan daging berlemak) harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko aterosklerosis, hipertensi, dan penyakit jantung, yang merupakan komplikasi umum pada penderita diabetes.
- Konsumsi Serat dalam Jumlah Cukup Serat pangan, terutama serat larut, penting untuk penderita diabetes karena memperlambat penyerapan glukosa dan meningkatkan sensitivitas insulin. WHO merekomendasikan asupan serat sekitar 25–30 gram/hari bagi orang dewasa. Sumber serat yang baik meliputi sayuran hijau, buah segar dengan kulit, kacang polong, oat, dan barley. Diet tinggi serat juga membantu mengontrol berat badan, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan rasa kenyang.
- Makan dalam Porsi Kecil dan Teratur Prinsip “makan sedikit tapi sering” lebih dianjurkan dibandingkan makan dalam porsi besar sekaligus. Makan 3 kali sehari dengan 2–3 camilan sehat di antaranya membantu menjaga kadar glukosa tetap stabil. Hindari melewatkan waktu makan karena dapat menyebabkan hipoglikemia, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin atau obat hipoglikemik. Perencanaan waktu makan yang konsisten penting untuk mengatur respons insulin dan glukosa.
- Kontrol Asupan Garam untuk Mencegah Komplikasi Kardiovaskular Penderita DM rentan mengalami hipertensi, sehingga WHO menyarankan konsumsi garam <5 gram/hari. Makanan tinggi natrium seperti makanan kalengan, mie instan, dan makanan cepat saji sebaiknya dikurangi. Pengurangan garam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung. Selain itu, pemanfaatan bumbu alami seperti bawang putih, rempah-rempah, dan perasan lemon dapat menjadi alternatif penyedap yang sehat.
- Pemantauan dan Penyesuaian Pola Makan Secara Individu Setiap penderita diabetes memiliki kebutuhan gizi dan respons tubuh yang berbeda, tergantung berat badan, aktivitas fisik, usia, dan pengobatan. Oleh karena itu, diet harus disusun secara individual oleh ahli gizi atau tenaga kesehatan yang kompeten. Pemantauan glukosa darah secara berkala juga penting untuk menilai efektivitas pengaturan makanan. Evaluasi berkala akan membantu mengadaptasi diet sesuai perubahan metabolik dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Kesimpulan
Pengaturan pola makan yang tepat memainkan peran sentral dalam manajemen diabetes melitus pada orang dewasa. Dengan menerapkan rekomendasi berbasis bukti seperti konsumsi karbohidrat kompleks, pembatasan gula, lemak sehat, dan serat yang cukup, penderita DM dapat mencapai kontrol glikemik yang optimal, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Pendekatan gizi yang personal dan berkelanjutan diperlukan agar rekomendasi ini dapat diimplementasikan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Saran
- Layanan kesehatan primer harus menyediakan edukasi gizi yang terstruktur bagi penderita diabetes, termasuk konseling makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Pelatihan tenaga kesehatan dan kolaborasi lintas sektor juga penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat bagi penderita DM.
- Selain itu, masyarakat perlu diberdayakan untuk memahami pentingnya peran makanan dalam mengontrol diabetes. Kampanye publik, label pangan yang jelas, dan promosi pangan sehat harus ditingkatkan guna menciptakan perubahan perilaku makan yang lebih baik dan berkelanjutan.













Leave a Reply