DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

Kesehatan Lingkungan dan Perubahan Iklim: Dampak pada Penyakit Pernapasan, Alergi, dan Penyakit Vektor

Kesehatan Lingkungan dan Perubahan Iklim: Dampak pada Penyakit Pernapasan, Alergi, dan Penyakit Vektor

Yudhasmara Sandiaz, Widodo Judarwanto
Rumah Sakit Bunda Jakarta

Abstrak

Perubahan iklim dan degradasi lingkungan merupakan determinan kesehatan global yang semakin mengancam masyarakat di seluruh dunia. Polusi udara, pencemaran air, peningkatan paparan mikroplastik, serta perubahan pola cuaca berkontribusi terhadap peningkatan penyakit pernapasan, gangguan alergi, dan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti demam berdarah. Artikel ini membahas hubungan multifaktorial antara perubahan lingkungan dan pola penyakit, mekanisme biologis yang mendasari, serta implikasi kesehatan masyarakat jangka panjang. Pendekatan multiprofesional berbasis kebijakan dan mitigasi lingkungan diperlukan untuk mencegah dampak kesehatan yang terus berkembang.

Pendahuluan 

Perubahan iklim telah menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di abad ke-21. Peningkatan suhu global, pergeseran musim, dan intensifikasi cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga mengubah pola penyakit pada manusia. Kualitas udara menurun akibat emisi industri dan transportasi, sementara pencemaran air dan tanah meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi.

Dalam dua dekade terakhir, muncul bukti ilmiah yang semakin kuat mengenai bagaimana lingkungan yang memburuk mempengaruhi kesehatan pernapasan, alergi, dan infeksi. Polusi udara meningkatkan kejadian asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), sedangkan perubahan iklim memperluas area persebaran vektor penyakit seperti Aedes aegypti. Paparan mikroplastik dan bahan kimia beracun menjadi ancaman baru bagi kesehatan manusia.

Epidemiologi 

Polusi udara bertanggung jawab terhadap lebih dari 7 juta kematian per tahun di seluruh dunia menurut laporan WHO. Negara berpenghasilan rendah dan menengah menanggung beban tertinggi, terutama karena kombinasi antara polusi industri, asap kendaraan, dan pembakaran biomassa. Anak-anak dan lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap efek jangka panjang polutan.

Perubahan iklim juga berdampak pada peningkatan penyakit vektor. Laporan The Lancet Countdown menunjukkan bahwa penularan demam berdarah meningkat lebih dari 10% dalam satu dekade terakhir, seiring meluasnya habitat nyamuk pada wilayah yang sebelumnya terlalu dingin. Episode gelombang panas meningkatkan angka rawat inap terkait gagal napas dan dehidrasi.

Selain itu, pencemaran air dan mikroplastik meningkat secara signifikan dalam 20 tahun terakhir. Mikroplastik telah ditemukan dalam air minum, makanan laut, bahkan plasenta manusia, dan dikaitkan dengan inflamasi kronis serta gangguan sistem endokrin.

Definisi Klinis 

Kesehatan lingkungan didefinisikan sebagai aspek kesehatan manusia yang dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia, biologis, dan sosial dalam lingkungan. Faktor ini mencakup udara, air, tanah, bahan toksik, dan perubahan iklim. Dampak klinisnya dapat berupa penyakit akut maupun kronis.

Perubahan iklim, dalam konteks klinis, adalah perubahan pola iklim jangka panjang yang berdampak pada distribusi penyakit dan risiko kesehatan. Fenomena seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan berkontribusi pada risiko infeksi, penyakit kardiopulmoner, dan gangguan mental.

Dalam konteks alergi, polusi udara meningkatkan sensitisasi alergi dan memperparah gejala pada penderita asma. Polutan seperti PM2.5, ozon, dan nitrogen dioksida dapat merusak epitel saluran napas serta memicu respons inflamasi.

Penyebab 

Penyebab utama polusi udara adalah emisi industri, penggunaan bahan bakar fosil, pembakaran hutan, dan mobilitas kendaraan yang tinggi. Kombinasi ini menghasilkan partikulat halus (PM2.5, PM10), oksidan, serta gas berbahaya yang merusak sistem pernapasan dan kardiovaskular.

Pencemaran air disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik. Mikroplastik berasal dari limbah plastik yang terfragmentasi di lingkungan dan masuk ke rantai makanan.

Perubahan iklim dipicu oleh emisi gas rumah kaca seperti CO₂ dan metana. Aktivitas manusia seperti deforestasi, industrialisasi, dan pertanian intensif mempercepat pemanasan global, mengubah habitat vektor penyakit, dan memicu cuaca ekstrem.

Imunopatofisiologi 

Polutan udara seperti PM2.5 dapat masuk ke alveoli paru dan memicu stres oksidatif, menyebabkan inflamasi kronis melalui aktivasi makrofag dan pelepasan sitokin (IL-6, TNF-α). Hal ini berkontribusi pada penyakit asma, bronkitis kronis, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi respiratori.

Alergen yang terpapar polutan menunjukkan peningkatan alergenic potency. Polusi udara meningkatkan penetrasi alergen dan sensitisasi imun melalui aktivasi Th2, meningkatkan produksi IgE dan memperparah gejala alergi saluran napas. Perubahan iklim memperpanjang musim polen dan memperbesar jumlah aerobiota alergenik.

Pada penyakit vektor, peningkatan suhu mempercepat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk, mempersingkat siklus penularan. Imunopatogenesis infeksi dengue menjadi lebih berat pada populasi dengan paparan stres panas kronis dan imunitas lingkungan yang terganggu.

Manifestasi Klinis

Faktor LingkunganTanda KlinisDampak Kesehatan
Polusi udara (PM2.5, NO₂)Batuk kronis, sesak napas, eksaserbasi asmaPeningkatan rawat inap respirasi
Pencemaran air & mikroplastikDiare, dermatitis, inflamasi kronisGangguan usus, risiko kanker
Perubahan iklimDemam, ruam, sesak akibat kualitas udara buruk, stres panasPenyakit vektor, heatstroke

Polusi udara menyebabkan peningkatan gejala respirasi terutama pada anak-anak dan penderita asma. Kombinasi polutan dan alergen memperkuat reaktivitas bronkus dan memperburuk fungsi paru. Pada populasi lansia, polusi udara meningkatkan risiko gagal jantung.

Pencemaran air menyebabkan penyakit infeksi seperti diare dan keracunan logam berat. Mikroplastik menimbulkan inflamasi kronis pada sistem pencernaan dan ditemukan berhubungan dengan gangguan metabolik serta efek toksik jangka panjang.

Perubahan iklim memicu peningkatan penyakit vektor seperti demam berdarah. Meningkatnya suhu dan kelembapan mempercepat siklus hidup nyamuk dan meningkatkan risiko wabah pada daerah yang sebelumnya aman.

Diagnosis

Diagnosis dampak kesehatan lingkungan dilakukan melalui:

  • Pemantauan kualitas udara dan air
  • Surveilans penyakit infeksi dan alergi
  • Biomarker inflamasi pada populasi terpapar polusi
  • Analisis spasial persebaran vektor
  • Model epidemiologi perubahan iklim

Diagnosis Banding

  • Penyakit respirasi non-lingkungan
  • Infeksi gastrointestinal tidak berkaitan pencemaran air
  • Alergi non-polutan
  • Demam non-dengue

Komplikasi

  • Penyakit paru kronis
  • Krisis asma berulang
  • Kanker paru
  • Infeksi gastrointestinal berat
  • Heatstroke
  • Wabah penyakit vektor

Penanganan & Intervensi Utama 

  1. Kebijakan pengurangan emisi dan energi bersih.
  2. Penguatan surveilans kualitas udara, air, dan mikroplastik.
  3. Pembangunan program kesiapsiagaan perubahan iklim.
  4. Penerapan manajemen lingkungan rumah dan sekolah (bebas polusi).
  5. Pengendalian vektor terpadu (Integrated Vector Management).

Pencegahan 

  1. Mengurangi eksposur polusi udara melalui transportasi ramah lingkungan.
  2. Pengelolaan limbah plastik dan air limbah secara ketat.
  3. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim (edukasi, peringatan dini).
  4. Penguatan ketahanan sistem kesehatan terhadap bencana iklim.

Point of View 

Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan krisis kesehatan masa kini. Polusi udara, pencemaran mikroplastik, dan penyakit vektor adalah manifestasi nyata yang membutuhkan tindakan segera. Teknologi dan kebijakan ramah lingkungan harus berjalan beriringan. Tanpa komitmen global dan nasional, beban kesehatan populasi akan meningkat secara eksponensial dalam 30 tahun ke depan.

Daftar Pustaka 

  1. World Health Organization. Air Pollution and Child Health. WHO; 2018.
  2. Landrigan PJ, et al. The Lancet Commission on pollution and health. Lancet. 2018;391:462–512.
  3. Romanello M, et al. The 2023 report of the Lancet Countdown on health and climate change. Lancet. 2023.
  4. GBD 2019 Air Pollution Collaborators. Global burden of respiratory diseases due to air pollution. Lancet Planet Health. 2022.
  5. Wright SL, Kelly FJ. Plastic and human health: microplastic exposure. Environ Sci Technol. 2017;51:6634–6647.
  6. Prüss-Ustün A, et al. Burden of disease from unsafe water and sanitation. WHO Bulletin. 2014.
  7. Messina JP, et al. Global spread of dengue: new evidence from climate modelling. Nature Microbiology. 2019.
  8. Orru H, et al. Health impacts of climate change in Europe. BMJ. 2022;376:e068302.
  9. Patz JA, et al. Climate change and infectious disease. JAMA. 2005;294:217–223.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *