DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

12 Tips Hindari Aturan “Piring Bersih” dalam Memberikan Makanan pada Anak

Sebagian besar orangtua tentu mengingat betul saat mereka melarang anak untuk meninggalkan meja makan sebelum menyelesaikan makanannya, terutama sayuran seperti brokoli. Meskipun niat orangtua adalah baik, kenyataannya, anak-anak sebenarnya tahu kapan mereka merasa kenyang dan kapan mereka harus berhenti makan. Memaksakan anak untuk menghabiskan makanan mereka hingga piring bersih tidak hanya bisa membuat mereka merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat berisiko menyebabkan mereka makan berlebihan yang dapat berujung pada peningkatan berat badan yang tidak diinginkan.

Anak-anak memiliki kemampuan alami untuk mengenali rasa lapar dan kenyang mereka sendiri. Ketika mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin makan lagi, itu bukan berarti mereka mencoba untuk menghindari sayuran atau makanan tertentu. Sebaliknya, tubuh mereka hanya memberi sinyal bahwa mereka sudah cukup makan. Menghormati sinyal alami ini adalah langkah pertama dalam membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan menjaga keseimbangan berat badan.

Selain itu, mungkin ada kalanya anak-anak tidak menyukai makanan tertentu saat pertama kali mencobanya. Ini adalah hal yang normal, dan seiring waktu, rasa mereka bisa berubah. Anda mungkin bisa mengingat makanan yang dulu tidak Anda sukai ketika kecil, tetapi kini Anda menikmatinya. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi makanan anak-anak bisa berkembang seiring berjalannya waktu.

Bagi orangtua yang menghadapi anak dengan kebiasaan makan yang sangat selektif atau pemilih, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mendorong mereka mencoba makanan baru dengan cara yang lebih lembut dan tidak memaksa.

12 Tips Hindari Aturan “Piring Bersih” dalam Memberikan Makanan pada Anak

1. Bersabar dalam Menunggu

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi anak yang pemilih adalah dengan bersabar. Kadang-kadang dibutuhkan beberapa kali percobaan sebelum anak benar-benar mau mencoba makanan baru. Ini adalah bagian dari proses adaptasi mereka terhadap berbagai rasa dan tekstur makanan. Selain itu, penting untuk memahami bahwa perilaku seperti hanya menyukai makanan tertentu atau tidak suka makanan yang saling bersentuhan satu sama lain adalah hal yang sangat normal pada anak-anak.

2. Memberi Jeda Waktu

Jika anak Anda tidak tertarik untuk mencoba makanan baru, jangan langsung memaksanya. Memberikan sedikit waktu atau jeda sebelum menyajikan kembali makanan yang sama dapat membantu mengurangi rasa enggan mereka. Misalnya, jika mereka menolak mencoba sayuran baru, tunggulah beberapa hari sebelum memberikannya kembali. Ini memberi kesempatan bagi anak untuk merasa lebih terbuka tanpa tekanan.

3. Sajikan Makanan Baru Bersama Makanan Favorit

Salah satu trik yang sering berhasil adalah dengan menyajikan makanan baru bersama makanan yang sudah mereka sukai. Misalnya, jika anak Anda menyukai nasi, Anda bisa menambahkan sedikit sayuran atau lauk baru di sampingnya. Ini membantu anak merasa lebih nyaman mencoba sesuatu yang baru tanpa merasa terancam oleh makanan yang asing bagi mereka.

4. Memberikan Pilihan yang Sehat

Alih-alih memberi mereka satu pilihan makanan, cobalah memberikan beberapa pilihan makanan sehat dengan nilai gizi yang serupa. Misalnya, Anda bisa menawarkan beberapa jenis sayuran atau buah yang berbeda dan biarkan mereka memilih mana yang mereka ingin coba. Memberikan anak pilihan membuat mereka merasa memiliki kontrol atas apa yang mereka makan, yang bisa meningkatkan keinginan mereka untuk mencoba makanan baru.

5. Pertimbangkan Tekstur Makanan

Selain rasa, tekstur makanan juga memengaruhi preferensi anak dalam memilih makanan. Beberapa anak mungkin lebih suka makanan yang lembut dan halus, seperti makanan yang dipure, sementara yang lain mungkin lebih menyukai tekstur makanan yang sedikit lebih keras atau potongan yang lebih besar. Penting untuk memperkenalkan berbagai tekstur makanan kepada anak-anak, seperti makanan yang dipure, dihaluskan, atau dipotong kecil-kecil. Namun, Anda juga harus sadar bahwa beberapa anak mungkin merasa tidak nyaman dengan tekstur tertentu, seperti makanan yang terlalu kasar atau berair.

6. Jangan Terlalu Membebani Anak dengan Harapan

Terkadang, orangtua merasa khawatir jika anak tidak makan cukup atau menolak makanan yang mereka tawarkan. Namun, penting untuk tidak terlalu membebani anak dengan harapan atau standar tertentu. Biarkan mereka makan sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka, dan jangan khawatirkan seberapa banyak yang mereka makan dalam satu waktu. Fokuskan pada memberikan variasi makanan yang sehat, dan biarkan anak memilih sesuai dengan selera mereka.

7. Mengenalkan Makanan Baru Secara Bertahap

Mengenalkan makanan baru kepada anak sebaiknya dilakukan secara bertahap. Anda bisa mulai dengan makanan yang memiliki rasa yang mirip dengan makanan yang sudah mereka kenal, sehingga mereka tidak merasa terkejut. Misalnya, jika anak sudah menyukai wortel, Anda bisa mencoba memberi mereka makanan lain dengan rasa manis alami, seperti labu kunir atau bit.

8. Menghindari Pemaksaan Saat Makan

Penting untuk menghindari memaksa anak untuk makan, karena ini bisa membuat mereka merasa tertekan dan enggan untuk makan di kemudian hari. Buatlah waktu makan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bebas stres. Jika anak merasa bahwa mereka dipaksa, mereka mungkin akan lebih keras kepala dalam menolak makanan yang Anda tawarkan.

9. Melibatkan Anak dalam Memasak

Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi masalah makan pemilih adalah dengan melibatkan anak dalam proses memasak. Anak-anak yang terlibat dalam mempersiapkan makanan cenderung lebih tertarik untuk mencoba makanan yang mereka bantu buat. Ajak mereka memilih bahan-bahan, mencuci sayuran, atau menyiapkan makanan bersama. Aktivitas ini bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan mereka pada makanan baru.

10. Menghindari Penghukuman atau Rewarding Berlebihan

Menghukum atau memberi penghargaan berlebihan terkait kebiasaan makan anak juga sebaiknya dihindari. Misalnya, jika anak menolak makan sayuran dan kemudian Anda memberinya hadiah karena akhirnya makan, ini bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Anak mungkin akan mulai makan hanya untuk mendapatkan hadiah, bukan karena rasa lapar atau kenikmatan dari makanan itu sendiri.

11. Menghormati Selera Anak

Anak-anak memiliki selera yang berbeda-beda, dan itu adalah hal yang wajar. Terkadang, mereka mungkin tidak menyukai makanan tertentu meskipun sudah dicoba beberapa kali. Jika mereka benar-benar tidak menyukai makanan tertentu, jangan merasa kecewa atau frustasi. Gantilah dengan makanan lain yang masih sehat dan dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka.

12. Membangun Kebiasaan Makan yang Sehat Sejak Dini

Membangun kebiasaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Ajarkan anak untuk makan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka, dan bantu mereka memahami pentingnya makan makanan yang bergizi. Dengan memberikan contoh yang baik dan konsisten, anak akan lebih cenderung untuk mengadopsi kebiasaan makan yang sehat sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan

Memaksa anak untuk menghabiskan piring mereka bisa membawa dampak negatif pada hubungan mereka dengan makanan. Dengan menghormati sinyal kenyang mereka, memberikan pilihan yang sehat, dan memperkenalkan makanan baru dengan cara yang menyenangkan, Anda dapat membantu anak Anda mengembangkan kebiasaan makan yang sehat tanpa tekanan. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda, dan kesabaran serta kreativitas adalah kunci untuk mendukung mereka dalam perjalanan makan yang sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *