Kanker Kolorektal Meningkat pada Orang Muda, Waspada 8 Gejala Ini
Kanker kolorektal, yang mencakup kanker usus besar dan kanker rektum, semakin sering dijumpai pada orang dewasa muda, khususnya mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Peningkatan angka kejadian kanker ini dalam dekade terakhir menunjukkan adanya perubahan tren yang perlu diwaspadai. Artikel ini membahas pentingnya kesadaran terhadap gejala-gejala kanker kolorektal pada orang muda dan perlunya skrining rutin sebagai langkah deteksi dini, terutama bagi individu yang berisiko tinggi. Pembahasan juga mencakup 8 gejala yang perlu diperhatikan agar diagnosis dapat dilakukan lebih cepat dan penanganan lebih efektif.
Kanker kolorektal (kolorektal cancer) adalah jenis kanker yang menyerang usus besar (kolon) atau rektum. Meskipun kanker ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, tren menunjukkan bahwa kasus kanker kolorektal semakin meningkat pada individu muda, terutama yang berusia di bawah 50 tahun. Menurut data dari American Cancer Society, pada tahun 2020, sekitar 10% dari semua kasus kanker kolorektal di AS terjadi pada individu berusia di bawah 50 tahun. Peningkatan jumlah kasus ini menandakan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran di kalangan orang dewasa muda mengenai risiko dan gejala yang harus diwaspadai.
Gejala kanker kolorektal sering kali tidak segera terlihat pada tahap awal, sehingga sering kali terlambat untuk didiagnosis. Namun, dengan perhatian yang lebih pada gejala-gejala yang muncul dan kesadaran akan risiko pribadi, kanker kolorektal dapat dideteksi lebih dini. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa muda untuk mengetahui tanda-tanda kanker kolorektal dan berkonsultasi dengan tenaga medis apabila mengalami gejala yang mencurigakan, terutama jika ada riwayat keluarga atau faktor risiko lainnya.
Peningkatan Kasus Kanker Kolorektal pada Orang Muda
Berdasarkan laporan dari American Cancer Society (ACS), diperkirakan pada tahun 2025, akan ada sekitar 107.000 kasus baru kanker usus besar dan 47.000 kasus kanker rektum di Amerika Serikat. Meskipun secara keseluruhan angka diagnosis kanker kolorektal menurun, kasus kanker kolorektal pada orang di bawah usia 50 tahun meningkat lebih dari 2% per tahun antara 2012 hingga 2021. Meningkatnya angka kematian akibat kanker ini di kalangan orang muda menambah keprihatinan, meskipun secara keseluruhan angka kematian kanker kolorektal menurun.
Para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab pasti dari peningkatan kasus ini, tetapi faktor-faktor seperti pola makan yang tinggi daging merah dan olahan, serta kebiasaan hidup lainnya, diduga berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian kanker kolorektal pada kelompok usia muda. Selain itu, semakin banyak cerita dari orang dewasa muda yang didiagnosis dengan kanker kolorektal menunjukkan pentingnya kesadaran dan deteksi dini.
Cerita Nyata yang Menonjolkan Pentingnya Skrining Dini
Beberapa kasus nyata yang menonjolkan pentingnya skrining kanker kolorektal pada orang muda datang dari mereka yang didiagnosis pada usia yang relatif muda. Salah satunya adalah Sydney Stoner, seorang wanita berusia 27 tahun yang awalnya merasa sakit perut parah pada 2019 dan terpaksa memalsukan cerita tentang darah pada tinja untuk mendapatkan pemeriksaan kolonoskopi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Stoner menderita kanker kolorektal stadium 4, yang kini telah stabil setelah empat tahun menjalani pengobatan.
Selain itu, Angelica McFall yang berusia 48 tahun didiagnosis kanker usus besar stadium 3 pada tahun 2022 setelah melakukan kolonoskopi pertama. McFall tidak memiliki gejala atau riwayat keluarga kanker kolorektal. Menurutnya, deteksi dini sangat penting, dan dia kini menyebarkan kesadaran tentang pentingnya skrining pada orang dewasa muda.
William Lindley, yang pada usia 38 tahun merasa gejala IBS (Irritable Bowel Syndrome), ternyata didiagnosis dengan kanker kolorektal stadium 4 setelah kolonoskopi. Lindley kini telah menjalani beberapa operasi dan kemoterapi, dan dia juga mengajak orang-orang untuk tidak meremehkan gejala gastrointestinal dan segera menjalani skrining.
Penyebab Kanker Kolorektal pada Orang Muda
Penyebab pasti kanker kolorektal pada orang muda belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat berkontribusi. Salah satunya adalah faktor genetik, di mana memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya. Penyakit genetik tertentu, seperti sindrom poliposis adenomatosa familial (FAP) atau sindrom Lynch, juga dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker kolorektal pada usia muda. Selain faktor genetik, pola makan yang buruk, seperti tingginya konsumsi makanan olahan, daging merah, dan rendahnya konsumsi serat, juga dapat menjadi pemicu berkembangnya kanker kolorektal.
Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif dan obesitas juga berperan penting dalam peningkatan risiko kanker kolorektal. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan berat badan berlebih atau obesitas lebih rentan terhadap kanker kolorektal. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga meningkatkan risiko kanker ini. Meskipun gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko, faktor genetik tetap menjadi salah satu penyebab utama yang harus diperhatikan, terutama pada individu yang memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal.
8 Gejala Kanker Kolorektal yang Tidak Boleh Diabaikan
Kanker kolorektal sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, tetapi pada tahap lanjutan, dapat menimbulkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Beberapa gejala utama yang perlu diperhatikan adalah:
- Perubahan Pola Buang Air Besar (BAB)
Perubahan signifikan dalam kebiasaan buang air besar, seperti diare atau konstipasi yang berlangsung lebih dari beberapa hari, dapat menjadi tanda adanya masalah pada usus. Perubahan ini perlu dicermati jika terjadi secara berulang. - Darah dalam Tinja
Melihat darah dalam tinja, baik dalam bentuk warna merah terang atau hitam pekat (yang menunjukkan darah yang sudah teroksidasi), bisa menjadi tanda adanya perdarahan dari bagian usus besar atau rektum. Ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. - Nyeri Perut atau Kram yang Tidak Jelas
Kanker kolorektal sering kali menyebabkan rasa sakit atau kram di perut bagian bawah. Nyeri ini bisa terjadi secara teratur dan mungkin disertai dengan perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan. - Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan yang Jelas
Penurunan berat badan yang signifikan tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik yang jelas bisa menjadi tanda tubuh mengalami kesulitan karena kanker yang mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. - Kelelahan atau Kelemahan yang Berkelanjutan
Merasa lelah atau lemah secara berlebihan, meskipun sudah cukup tidur, dapat menjadi tanda anemia atau kekurangan zat besi akibat perdarahan yang terus-menerus di saluran pencernaan. - Rasa Tidak Selesai Saat BAB
Perasaan seolah-olah Anda masih perlu buang air besar meskipun sudah melakukannya, atau adanya rasa tidak tuntas setelah BAB, bisa mengindikasikan adanya penyumbatan atau pertumbuhan abnormal dalam usus besar. - Perubahan dalam Bentuk Tinja
Tinja yang lebih sempit atau berbentuk pita bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang menghalangi usus, seperti tumor. Perubahan bentuk tinja yang berlangsung lebih dari beberapa hari harus diperhatikan. - Mual dan Muntah
Mual dan muntah yang tidak dapat dijelaskan atau tidak terkait dengan penyakit lain juga bisa menjadi gejala dari kanker kolorektal, terutama jika tumor menyebabkan penyumbatan atau ketidakseimbangan dalam sistem pencernaan.
Skrining dan Deteksi Dini Kanker Kolorektal
Deteksi dini adalah kunci dalam mengobati kanker kolorektal dengan efektif. Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa mulai menjalani skrining kanker kolorektal pada usia 45 tahun. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal atau kondisi medis tertentu seperti penyakit radang usus (IBD), skrining dapat dimulai lebih awal. Kolonoskopi adalah metode skrining yang paling akurat dan dapat membantu mendeteksi kanker pada tahap awal, bahkan memungkinkan pengangkatan polip sebelum berkembang menjadi kanker.
Meskipun prosedur kolonoskopi dapat terasa invasif dan tidak nyaman, prosedur ini terbukti efektif dalam menurunkan risiko kanker kolorektal. Kolonoskopi memungkinkan dokter untuk memeriksa secara langsung usus besar dan mengangkat polip yang dapat berkembang menjadi kanker.
Cara Pencegahan Kanker Kolorektal pada Orang Muda
Pencegahan kanker kolorektal dimulai dengan mengadopsi pola makan yang sehat dan seimbang. Konsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi risiko kanker. Serat berfungsi untuk mempercepat proses pencernaan dan mengurangi paparan zat karsinogenik pada dinding usus. Selain itu, mengurangi konsumsi makanan olahan dan daging merah, serta meningkatkan asupan makanan kaya antioksidan, dapat membantu melawan peradangan di dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan kanker.
Aktivitas fisik yang teratur juga sangat penting untuk mencegah kanker kolorektal. Menurut studi yang dipublikasikan di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention (2019), aktivitas fisik moderat hingga berat dapat menurunkan risiko kanker kolorektal dengan meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi peradangan, dan menjaga berat badan yang sehat. Melakukan olahraga seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang secara teratur dapat membantu menjaga tubuh tetap fit dan menurunkan potensi terjadinya kanker.
Di samping itu, orang dewasa muda yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau penyakit genetik terkait perlu menjalani pemeriksaan skrining secara rutin. Skrining kolonoskopi dapat membantu mendeteksi adanya polip atau perubahan abnormal pada usus yang berpotensi menjadi kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa lembaga medis lainnya merekomendasikan skrining kolorektal dimulai pada usia 45 tahun untuk individu dengan risiko normal, namun jika ada riwayat keluarga, skrining bisa dimulai lebih awal.
Selain menjaga pola makan dan gaya hidup, menghindari kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi alkohol juga berperan penting dalam pencegahan kanker kolorektal. Merokok dan alkohol dapat merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan pembentukan sel kanker di saluran pencernaan. Oleh karena itu, menghindari kedua kebiasaan ini akan menurunkan risiko kanker kolorektal secara signifikan. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah penting yang bisa diambil oleh orang muda untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Harus Diperhatikan
Peningkatan kasus kanker kolorektal pada orang dewasa muda adalah fenomena yang mengkhawatirkan dan menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan gejala awal dan deteksi dini. Meskipun penyebab pasti belum diketahui, faktor-faktor gaya hidup dan diet mungkin berperan dalam meningkatnya angka kejadian kanker ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani skrining secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga atau gejala yang mencurigakan.
Para ahli menekankan pentingnya kesadaran tentang kanker kolorektal pada orang muda, yang cenderung merasa bahwa penyakit ini hanya terjadi pada orang yang lebih tua. Penyuluhan yang lebih luas tentang kanker ini, serta dorongan bagi individu untuk mengadvokasi dirinya sendiri, sangat penting untuk mencegah deteksi yang terlambat dan meningkatkan hasil pengobatan.
Akhirnya, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan tubuh mereka sendiri dan tidak menunda pemeriksaan medis jika muncul gejala yang mencurigakan. Kanker kolorektal adalah penyakit yang bisa disembuhkan jika terdeteksi lebih awal, sehingga kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat dapat menyelamatkan nyawa.
Leave a Reply