

KONSULTASI KESEHATAN: Ayah Saya Stroke Apakah Dengan Rehabilitisi Medis Bisa Sembuh Total ?
Pertanyaan :
Dok, ayah saya usia 64 tahun sudah stroke dua kali, hasil CT-scan menunjukkan penyumbatan di otak, beliau juga punya diabetes, kolesterol, dan pernah merokok; apakah kondisi seperti ini masih bisa sembuh total atau justru hanya bisa membaik fungsinya? Apa sebenarnya perbedaan antara “sembuh total” dan “peningkatan fungsi” pada pasien stroke? Lalu terapi apa saja yang dibutuhkan seperti fisioterapi, okupasi terapi, terapi bicara, dan terapi menelan, dan apakah terapi-terapi ini sakit atau ada risikonya? Berapa kali idealnya terapi dilakukan agar hasilnya optimal, apakah harus latihan di rumah juga dan latihan apa saja yang perlu dilakukan? Bagaimana cara kami mengukur perkembangan ayah selama rehabilitasi? Selama proses ini apakah perlu obat atau pemeriksaan tambahan? Dan terakhir, kapan kira-kira ayah bisa kembali beraktivitas normal atau melakukan pekerjaan ringan?

Jawaban
Pada kondisi ayah Anda yang sudah mengalami stroke kedua akibat sumbatan pembuluh darah di otak dan memiliki faktor risiko seperti diabetes, kolesterol tinggi, serta riwayat merokok, kemungkinan untuk sembuh total (kembali seperti sebelum stroke) biasanya lebih kecil karena sebagian sel otak sudah mengalami kerusakan permanen, namun peluang untuk peningkatan fungsi tetap sangat besar bila dibarengi rehabilitasi yang tepat dan rutin; perbedaannya adalah bahwa “sembuh total” berarti fungsi tubuh pulih seperti semula, sedangkan “peningkatan fungsi” berarti pasien menjadi lebih kuat, lebih mandiri, dan lebih mampu beraktivitas meski masih ada kelemahan.
Rehabilitasi biasanya mencakup fisioterapi untuk melatih kekuatan otot, keseimbangan, dan kemampuan berjalan; okupasi terapi untuk membantu aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, berpakaian, dan gerakan tangan halus; terapi bicara untuk membantu kemampuan berbicara dan memahami percakapan; serta terapi menelan bila pasien mudah tersedak, dan seluruh terapi ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya rasa pegal atau capek, dengan risiko yang relatif kecil dan terkontrol oleh terapis.
Untuk mencapai hasil maksimal, terapi ideal dilakukan 3–5 kali per minggu, dan latihan di rumah sangat penting karena tanpa latihan rumah, progres biasanya melambat; latihan yang diberikan biasanya berupa latihan gerakan sendi, latihan duduk-berdiri, latihan berjalan, latihan tangan, latihan bicara, atau teknik menelan sesuai kebutuhan.
Perkembangan dapat dilihat dari meningkatnya kekuatan otot, jarak berjalan yang lebih jauh, kemampuan melakukan aktivitas harian yang lebih mandiri, bicara yang makin jelas, berkurangnya tersedak, serta perbaikan keseimbangan dan mood pasien.
Selama proses rehabilitasi, pasien biasanya tetap membutuhkan obat seperti pengencer darah, obat kolesterol, pengendali gula darah, dan kadang obat anti-kekakuan otot, serta pemeriksaan berkala seperti kontrol gula, kolesterol, atau evaluasi menelan bila diperlukan.
Untuk kembali beraktivitas normal tidak ada jawaban yang sama untuk semua pasien, namun umumnya aktivitas ringan bisa kembali dilakukan dalam 4–8 minggu bila progres baik, kegiatan sosial atau kerja ringan dalam 2–3 bulan, sedangkan pekerjaan fisik berat sering tidak direkomendasikan, terutama karena ini adalah stroke kedua sehingga proses pemulihan cenderung lebih lambat dan perlu pengawasan lebih ketat.










Leave a Reply