DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

“Pendekatan Farmakoterapi pada Infertilitas: Tinjauan Ilmiah Obat Kesuburan untuk Pria dan Wanita

“Pendekatan Farmakoterapi pada Infertilitas: Tinjauan Ilmiah Obat Kesuburan untuk Pria dan Wanita

Abstrak

Infertilitas menjadi masalah kesehatan reproduksi yang signifikan bagi pasangan usia subur. Obat kesuburan merupakan salah satu pilihan terapi yang efektif untuk meningkatkan peluang kehamilan pada pria maupun wanita. Pada wanita, obat kesuburan seperti FSH, hCG, clomiphene, hMG, GnRH antagonis, dan agonis dopamin dapat merangsang ovulasi, mencegah ovulasi prematur, atau mengatasi gangguan hormon seperti hipoprolaktinemia. Pada pria, obat kesuburan seperti hCG dan FSH digunakan untuk meningkatkan produksi testosteron dan sperma. Artikel ini menyajikan tinjauan sistematis mengenai jenis obat kesuburan, mekanisme kerja, indikasi penggunaan, dan data penelitian ilmiah terkait keberhasilan kehamilan dengan terapi obat kesuburan, serta dilengkapi tabel ringkas sebagai panduan.

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan berhubungan seksual tanpa kontrasepsi pada wanita di bawah 35 tahun, atau setelah enam bulan pada wanita di atas 35 tahun. Sekitar 10–15% pasangan usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh kehamilan, dan faktor penyebabnya bisa berasal dari wanita, pria, atau kombinasi keduanya.

Obat kesuburan diperkenalkan di Amerika Serikat sejak tahun 1960-an dan telah membantu banyak pasangan mencapai kehamilan. Terapi ini bekerja melalui stimulasi hormon, baik untuk merangsang ovulasi pada wanita maupun meningkatkan produksi sperma dan hormon testosteron pada pria. Pengetahuan tentang jenis obat, mekanisme, dan indikasi klinis menjadi penting bagi pasien dan tenaga medis untuk menentukan strategi pengobatan yang efektif.

Tabel Obat Kesuburan dan Mekanismenya

ObatTargetMekanismeIndikasiBentuk Pemberian
FSH (Follicle Stimulating Hormone)WanitaMerangsang pematangan folikel dan ovulasiWanita dengan ovarium berfungsi tapi ovulasi tidak teraturSuntik subkutan (Urofollitropin, Follitropin alfa)
ClomipheneWanitaSERM, merangsang pituitari memproduksi FSHPCOS atau gangguan ovulasiTablet oral
hCG (Human Chorionic Gonadotropin)WanitaMemicu pelepasan telur matang & produksi progesteronWanita dengan ovarium berfungsiSuntik subkutan/intramuskular
hMG (Human Menopausal Gonadotropin)WanitaKombinasi FSH & LH, merangsang folikelOvarium berfungsi tapi telur tidak berkembangSuntik subkutan
GnRH antagonisWanitaMenekan produksi FSH & LH, mencegah ovulasi prematurIVF/COSSuntik subkutan (Ganirelix, Cetrotide)
Dopamine agonisWanitaMenurunkan prolaktinHipoprolaktinemiaTablet oral (Bromocriptine, Cabergoline)
hCG (Human Chorionic Gonadotropin)PriaMeningkatkan produksi testosteronHipogonadisme, infertilitas priaSuntik subkutan
FSH (Follitropin alfa)PriaMerangsang spermatogenesisGangguan produksi spermaSuntik subkutan

Data Penelitian Ilmiah

  1. Efikasi FSH pada wanita: Penelitian oleh Macklon et al. (2017) menunjukkan bahwa pemberian FSH pada wanita dengan ovarium berfungsi tapi ovulasi tidak teratur meningkatkan laju ovulasi hingga 80% dan laju kehamilan klinis sebesar 30–35% per siklus.
  2. Clomiphene untuk PCOS: Meta-analisis Cochrane (2018) melaporkan bahwa clomiphene meningkatkan ovulasi pada 75% wanita PCOS dan kehamilan 22–25% per siklus.
  3. hCG pada pria: Studi oleh Liu et al. (2020) menunjukkan bahwa hCG pada pria dengan hipogonadisme meningkatkan kadar testosteron rata-rata 50% dalam 12 minggu dan jumlah sperma normal meningkat pada 60% pasien.
  4. GnRH antagonis dalam IVF: Penelitian oleh Al-Inany et al. (2016) menemukan bahwa penggunaan GnRH antagonis menurunkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) hingga 30% dibanding protokol lama dengan agonis GnRH.

Kesimpulan

Obat kesuburan adalah alat penting dalam manajemen infertilitas pada pria dan wanita. Terapi ini meningkatkan ovulasi, kualitas sperma, dan tingkat keberhasilan kehamilan terutama pada pasangan dengan gangguan hormon atau produksi gamet yang rendah. Pemilihan jenis obat harus berdasarkan evaluasi medis individual, termasuk usia, penyebab infertilitas, dan kondisi kesehatan keseluruhan.


Saran

  1. Konsultasikan dengan dokter spesialis reproduksi sebelum memulai obat kesuburan.
  2. Lakukan pemeriksaan hormon lengkap dan analisis sperma atau ultrasonografi ovarium sesuai indikasi.
  3. Pantau efek samping dan respon terhadap terapi secara berkala.
  4. Gabungkan terapi obat dengan pola hidup sehat: nutrisi seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres.
  5. Pasangan harus memahami risiko multiple pregnancy dan komplikasi terkait penggunaan obat kesuburan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *