Puasa selama Ramadan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dijalankan oleh semua Muslim yang sehat sejak masa pubertas. Namun, bagi individu dengan penyakit kronis seperti diabetes, puasa dapat menimbulkan tantangan tersendiri. Meskipun mereka yang memiliki kondisi medis serius diperbolehkan untuk tidak berpuasa, banyak penderita diabetes yang tetap memilih untuk menjalankannya. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mendapatkan panduan yang tepat dan perawatan yang sesuai agar dapat menjalankan ibadah dengan aman.
Panduan IDF-DAR 2021
International Diabetes Federation (IDF) dan Diabetes and Ramadan (DaR) International Alliance telah bekerja sama untuk memperbarui pedoman sebelumnya. Pembaruan ini mencakup informasi penting tentang puasa bagi penderita diabetes tipe 1, manajemen diabetes pada lansia dan wanita hamil, dampak Ramadan terhadap kesehatan mental, perubahan risiko komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, serta bidang penelitian yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
- Diabetes Tipe 1 dan Ramadan Penderita diabetes tipe 1 memiliki tantangan yang lebih besar dalam menjalankan puasa dibandingkan dengan penderita diabetes tipe 2. Mereka yang menggunakan terapi insulin intensif berisiko tinggi mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia. Oleh karena itu, mereka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa serta mengikuti panduan medis yang telah ditetapkan.
- Manajemen Diabetes pada Lansia dan Ibu Hamil Lansia dengan diabetes yang ingin berpuasa perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan. Sementara itu, ibu hamil dengan diabetes juga harus berhati-hati karena risiko hipoglikemia dan hiperglikemia dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Dalam beberapa kasus, puasa mungkin tidak disarankan bagi mereka untuk menjaga kesehatan optimal.
- Dampak Ramadan terhadap Kesehatan Mental Selain aspek fisik, Ramadan juga memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan mental penderita diabetes. Perubahan pola makan dan waktu tidur dapat mempengaruhi suasana hati dan tingkat stres. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk mengelola stres dengan baik, menjaga kualitas tidur, dan tetap menjalankan aktivitas ibadah dengan bijak.
- Risiko Komplikasi Makrovaskular dan Mikrovaskular Berpuasa dapat menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh yang berpotensi meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang seperti penyakit kardiovaskular dan neuropati diabetik. Oleh karena itu, pemantauan kadar gula darah secara berkala dan pola makan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Peran Tenaga Kesehatan
Dokter dan tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita diabetes yang ingin berpuasa. Mereka harus menyusun rencana manajemen yang sesuai, termasuk rekomendasi diet, pengaturan dosis obat, serta saran mengenai tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan selama berpuasa.
- Pemantauan Kadar Gula Darah Salah satu aspek utama dalam manajemen diabetes selama Ramadan adalah pemantauan kadar gula darah yang teratur. Penderita diabetes disarankan untuk mengukur kadar gula darah mereka beberapa kali sehari, terutama sebelum sahur, sebelum berbuka, serta dua jam setelah berbuka.
- Pola Makan Sehat selama Ramadan Pola makan yang sehat selama Ramadan sangat penting bagi penderita diabetes. Mereka disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah saat sahur dan berbuka, menghindari makanan berlemak serta tinggi gula, serta memastikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
- Latihan Fisik yang Aman Aktivitas fisik selama Ramadan perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan penderita diabetes. Olahraga ringan seperti berjalan kaki setelah berbuka lebih disarankan dibandingkan dengan aktivitas yang berat selama siang hari untuk menghindari risiko hipoglikemia.
- Penyesuaian Obat dan Insulin Penderita diabetes yang menjalani terapi obat atau insulin perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis dan jadwal penggunaan obat selama Ramadan. Perubahan jadwal makan dapat mempengaruhi efektivitas obat, sehingga penting untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat.
Tanda-Tanda Bahaya selama Puasa
- Penderita diabetes harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya seperti pusing, kelelahan ekstrem, gemetar, keringat berlebihan, dan kebingungan. Jika mengalami gejala tersebut, mereka disarankan untuk segera membatalkan puasa dan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.
Kapan Harus Membatalkan Puasa
- Jika kadar gula darah turun di bawah 70 mg/dL atau naik di atas 300 mg/dL, penderita diabetes harus segera membatalkan puasa untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Keselamatan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama dalam menjalankan ibadah.
Kesimpulan
Panduan Praktis ini memberikan rekomendasi penting bagi penderita diabetes yang ingin menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Dengan edukasi yang tepat, pemantauan yang baik, serta bimbingan dari tenaga kesehatan, penderita diabetes dapat menjalankan puasa dengan lebih aman dan nyaman. Konsultasi dengan dokter sebelum Ramadan sangat disarankan agar dapat menentukan strategi manajemen diabetes yang paling sesuai dengan kondisi individu.
Referensi
- Hassanein M, Afandi B, Yakoob Ahmedani M, Mohammad Alamoudi R, Alawadi F, Bajaj HS, Basit A, Bennakhi A, El Sayed AA, Hamdy O, Hanif W, Jabbar A, Kleinebreil L, Lessan N, Shaltout I, Mohamad Wan Bebakar W, Abdelgadir E, Abdo S, Al Ozairi E, Al Saleh Y, Alarouj M, Ali T, Ali Almadani A, Helmy Assaad-Khalil S, Bashier AMK, Arifi Beshyah S, Buyukbese MA, Ahmad Chowdhury T, Norou Diop S, Samir Elbarbary N, Elhadd TA, Eliana F, Ezzat Faris M, Hafidh K, Hussein Z, Iraqi H, Kaplan W, Khan TS, Khunti K, Maher S, Malek R, Malik RA, Mohamed M, Sayed Kamel Mohamed M, Ahmed Mohamed N, Pathan S, Rashid F, Sahay RK, Taha Salih B, Sandid MA, Shaikh S, Slim I, Tayeb K, Mohd Yusof BN, Binte Zainudin S. Diabetes and Ramadan: Practical guidelines 2021. Diabetes Res Clin Pract. 2022 Mar;185:109185. doi: 10.1016/j.diabres.2021.109185. Epub 2022 Jan 8. PMID: 35016991.
Leave a Reply