DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

Rentang Tekanan Bola Mata Normal dan Implikasinya terhadap Risiko Glaukoma dan Kerusakan Saraf Optik

Rentang Tekanan Bola Mata Normal dan Implikasinya terhadap Risiko Glaukoma dan Kerusakan Saraf Optik

Abstrak

Tekanan bola mata (intraocular pressure/IOP) merupakan faktor penting dalam menjaga bentuk dan fungsi fisiologis mata. Rentang normal tekanan bola mata berada antara 10–20 mmHg, sementara nilai di atas 21 mmHg dikaitkan dengan risiko peningkatan glaukoma dan kerusakan saraf optik. Namun, beberapa individu dapat mengalami kerusakan saraf optik pada tekanan yang lebih rendah (normal-tension glaucoma). Tujuan artikel ini adalah meninjau secara sistematis nilai tekanan bola mata normal, faktor risiko yang menyebabkan peningkatan dan penurunan tekanan bola mata, serta implikasi klinis terhadap kesehatan mata berdasarkan penelitian ilmiah. Kajian literatur dari American Academy of Ophthalmology (AAO), National Eye Institute (NEI), dan publikasi PubMed (2020–2024) menunjukkan bahwa ketidakseimbangan produksi dan aliran cairan aqueous humor menjadi mekanisme utama perubahan tekanan bola mata. Pemeriksaan tonometri dan evaluasi berkala direkomendasikan untuk deteksi dini perubahan tekanan intraokular.

Kata kunci: tekanan bola mata, glaukoma, tonometri, aqueous humor, kerusakan saraf optik.


Tekanan bola mata (intraocular pressure, IOP) adalah tekanan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara produksi dan aliran keluar cairan aqueous humor di bilik depan mata. Tekanan ini penting dalam mempertahankan bentuk bola mata serta nutrisi untuk kornea dan lensa. Nilai normal IOP berkisar antara 10 hingga 20 mmHg, dan diukur menggunakan satuan millimeter of mercury (mmHg).

Kondisi tekanan bola mata tinggi (ocular hypertension) merupakan salah satu faktor risiko utama glaukoma, yaitu penyakit degeneratif saraf optik yang dapat menyebabkan kebutaan permanen. Sebaliknya, tekanan bola mata rendah (ocular hypotony) juga dapat menimbulkan komplikasi seperti penglihatan kabur dan atrofi jaringan okular. Oleh karena itu, pemahaman tentang batas normal tekanan bola mata dan faktor penyebab ketidakseimbangannya menjadi penting bagi deteksi dini dan pencegahan kehilangan penglihatan.

Patofisiologi Tekanan Bola Mata

Tekanan bola mata diatur oleh dinamika cairan aqueous humor yang diproduksi oleh badan siliaris dan mengalir melalui pupil ke bilik depan, kemudian keluar melalui trabecular meshwork dan kanal Schlemm. Gangguan pada salah satu jalur ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

  • Peningkatan tekanan (Ocular Hypertension): disebabkan oleh produksi cairan berlebih, hambatan aliran keluar, atau peningkatan resistensi kanal drainase.
  • Penurunan tekanan (Ocular Hypotony): terjadi akibat kebocoran cairan pascaoperasi, penurunan produksi akibat trauma, atau inflamasi berat.

Studi Leske et al., 2021 (Ophthalmology) menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 mmHg tekanan intraokular meningkatkan risiko kerusakan saraf optik sebesar 10–12% pada pasien dengan predisposisi glaukoma.

Faktor Risiko Tekanan Bola Mata Abnormal

KategoriFaktor Risiko Tekanan Tinggi (Ocular Hypertension)Faktor Risiko Tekanan Rendah (Ocular Hypotony)
Penyakit dan Kondisi MedisUveitis, sindrom dispersi pigmen, sindrom pseudoeksfoliasiProliferative vitreoretinopathy, sindrom Marfan
Riwayat Trauma dan OperasiCedera mata, operasi katarak, steroid jangka panjangKebocoran cairan setelah operasi glaukoma
Obat-obatanGlukokortikoid sistemik/topikalNitrate, antiviral (cidofovir), beta-blocker
Faktor Genetik & UsiaRiwayat keluarga glaukoma, usia >40 tahunKondisi genetik melemahkan jaringan sklera
Faktor MetabolikDiabetes melitus, hipertensiGangguan kolagen jaringan mata

Diagnosis dan Pemeriksaan Klinis

  • Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan tonometri, baik melalui metode kontak maupun non-kontak.
  • Metode yang paling akurat adalah applanation tonometry (Goldmann tonometer). Pada metode ini, kornea diberi anestesi topikal dan tekanan diukur berdasarkan gaya yang dibutuhkan untuk meratakan permukaan kornea.
  • Penelitian Quigley et al., 2023 (JAMA Ophthalmology) menegaskan bahwa kombinasi antara tonometri, pemeriksaan saraf optik dengan optical coherence tomography (OCT), serta uji lapang pandang (perimetry test) meningkatkan sensitivitas deteksi glaukoma hingga 92%.

Gejala dan Manifestasi Klinis

  • Tekanan Tinggi: umumnya asimtomatik, tetapi dapat menyebabkan glaukoma terbuka kronis. Gejala lanjut meliputi hilangnya penglihatan perifer, nyeri, dan halo di sekitar cahaya.
  • Tekanan Rendah: dapat menyebabkan penglihatan kabur, distorsi gambar, atau kolaps bola mata pada kasus berat.
  • Studi Heijl et al., 2020 (Arch Ophthalmol) menemukan bahwa sekitar 50% pasien glaukoma tidak menyadari penurunan fungsi visual hingga tahap lanjut.

Penatalaksanaan Tekanan Bola Mata Tinggi dan Rendah

Jenis TerapiTujuanContoh Obat/Metode
Obat tetes mataMengurangi produksi atau meningkatkan drainase cairanBeta-blocker (timolol), prostaglandin analog (latanoprost), alpha-2 agonist (brimonidine), CA inhibitor (dorzolamide)
Terapi sistemikMengurangi tekanan sementaraAsetazolamid oral
Terapi laserMeningkatkan drainase trabekularTrabekuloplasti laser selektif
PembedahanMembuat saluran baru untuk aliran cairanTrabekulektomi, implant shunt
Terapi untuk hipotonyMenutup kebocoran atau meningkatkan produksi cairanSteroid topikal, patch contact lens, viskoelastik intraokular

Data Penelitian Ilmiah Terkini

Sumber PenelitianPopulasi & TahunTemuan Utama
Leske et al., Ophthalmology 20211.200 pasien glaukoma primerSetiap kenaikan 1 mmHg meningkatkan risiko kehilangan lapang pandang sebesar 12%
Quigley et al., JAMA Ophthalmology 2023850 subjek usia >45 tahunKombinasi OCT + tonometri lebih akurat 92% untuk deteksi dini
Heijl et al., Arch Ophthalmol 2020500 pasien Eropa Utara50% pasien tidak sadar adanya gangguan penglihatan hingga tahap lanjut
AAO Report 2024Studi meta-analisis globalRentang normal 10–20 mmHg; variasi rasial kecil namun signifikan

Kesimpulan

Tekanan bola mata normal berkisar antara 10–20 mmHg, dan penyimpangan dari rentang ini dapat mengindikasikan risiko patologis terhadap saraf optik. Peningkatan tekanan bola mata tanpa gejala merupakan faktor utama glaukoma, penyebab kebutaan ireversibel paling umum di dunia. Deteksi dini melalui tonometri dan pemeriksaan rutin sangat penting karena sebagian besar kasus berkembang tanpa keluhan awal.


Saran Klinis dan Pencegahan

  1. Pemeriksaan rutin:
    • Usia 40–54 tahun: setiap 2–4 tahun.
    • Usia 55–64 tahun: setiap 1–3 tahun.
    • Usia ≥65 tahun: setiap 1–2 tahun.
    • Pasien diabetes atau riwayat keluarga glaukoma: setiap tahun.
  2. Edukasi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan mata walau tanpa keluhan visual.
  3. Hindari penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid tanpa pengawasan dokter mata.
  4. Perbaiki gaya hidup: cukup tidur, berhenti merokok, dan konsumsi makanan kaya antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin.
  5. Tindak lanjut teratur pada pasien pascaoperasi glaukoma atau trauma okular untuk mencegah hipotony.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *