Permasalahan Utama pada Lansia: Tinjauan Ilmiah dan Pendekatan Terkini WHO10
Abstrak
Lansia merupakan kelompok usia yang terus bertambah jumlahnya secara global seiring dengan meningkatnya harapan hidup. Transisi demografi ini menghadirkan berbagai tantangan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang memerlukan pendekatan ilmiah yang komprehensif. Artikel ini membahas definisi lansia menurut perkembangan terkini WHO serta menguraikan sepuluh permasalahan utama yang sering dialami kelompok usia tersebut. Pembahasan mencakup aspek medis, psikososial, dan lingkungan dengan tujuan memberikan gambaran menyeluruh untuk mendukung pelayanan geriatri yang optimal. Kesimpulan menegaskan pentingnya intervensi multidisiplin dan sistem kesehatan yang responsif untuk memastikan kualitas hidup lansia tetap baik.
Pendahuluan
Pertambahan jumlah penduduk lansia merupakan fenomena global yang menjadi tantangan bagi negara berkembang maupun maju. Meningkatnya harapan hidup tidak selalu diiringi dengan meningkatnya kualitas hidup, sehingga banyak lansia yang mengalami masalah kesehatan kronis, penurunan fungsi, dan kerentanan terhadap berbagai penyakit. Kondisi ini menuntut sektor kesehatan untuk memberikan pendekatan yang lebih komprehensif, berkelanjutan, dan terintegrasi.
Selain masalah medis, lansia juga menghadapi masalah sosial dan psikologis seperti kesepian, penurunan kemampuan interaksi, dan ketergantungan pada orang lain. Perubahan struktur keluarga dan pola hidup modern turut memperberat situasi ini. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik mengenai definisi lansia dan spektrum permasalahan yang mereka hadapi agar intervensi kesehatan masyarakat dapat dirancang secara tepat sasaran.
Definisi Lansia
WHO mendefinisikan lansia sebagai individu dengan usia 60 tahun ke atas, terutama dalam konteks negara-negara berkembang. Batas ini digunakan untuk analisis epidemiologi, program kesehatan masyarakat, dan perancangan layanan geriatri. Namun, WHO juga menekankan bahwa usia kronologis tidak selalu mencerminkan kondisi fisik, mental, dan fungsional seseorang, sehingga penilaian komprehensif diperlukan untuk menggambarkan status kesehatan lansia secara akurat.
Dalam beberapa publikasi WHO terbaru, konsep “healthy ageing” ditekankan, yaitu proses memelihara kemampuan fungsional yang memungkinkan lansia menjalani kehidupan sehari-hari dengan kualitas yang baik. WHO memandang penuaan sebagai proses yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, dan sistem kesehatan. Sejak 2015 melalui World Report on Ageing and Health, WHO juga memperkenalkan pendekatan berbasis kapabilitas, menilai lansia tidak hanya dari penyakit, tetapi dari kemampuan mereka mempertahankan fungsi dan peran sosial.
WHO juga mengakui adanya variasi definisi berdasarkan konteks. Di negara maju, kategori lansia biasanya dimulai pada usia 65 tahun, sementara tren global mengarah pada redefinisi lansia karena meningkatnya angka harapan hidup. Meski begitu, untuk tujuan epidemiologi dan kebijakan kesehatan, cut-off ≥60 tahun tetap digunakan sebagai standar klasifikasi lansia secara internasional.
10 Permasalahan Utama pada Lansia
1. Penyakit Tidak Menular Kronis (PTM)
- Lansia rentan mengalami penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, stroke, PPOK, dan kanker. Kondisi ini membutuhkan manajemen jangka panjang dan sering kali menyebabkan komplikasi bila tidak terkontrol
2. Gangguan Mobilitas dan Fungsi Fisik
- Penurunan kekuatan otot (sarcopenia), keseimbangan, dan fleksibilitas meningkatkan risiko jatuh, patah tulang, serta hilangnya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
3. Gangguan Kognitif dan Demensia
- Demensia, termasuk Alzheimer, menjadi masalah besar pada populasi lansia, ditandai penurunan memori, orientasi, bahasa, dan fungsi eksekutif. Kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup dan membebani keluarga.
4. Masalah Psikologis: Depresi, Cemas, dan Kesepian
- Kesepian sosial, kehilangan pasangan, serta penyakit kronis meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada lansia. Kondisi ini sering tidak terdiagnosis karena dianggap “normal” dalam proses penuaan.
5. Malnutrisi dan Masalah Gizi
- Banyak lansia mengalami kekurangan nutrisi akibat penurunan nafsu makan, penyakit gigi, gangguan pencernaan, atau masalah ekonomi. Malnutrisi memperburuk imunitas dan mempercepat frailty.
6. Polifarmasi (Konsumsi Banyak Obat)
- Penggunaan banyak obat dalam waktu bersamaan meningkatkan risiko interaksi obat, efek samping, dan adverse drug events. Polifarmasi merupakan tantangan utama dalam manajemen geriatri.
7. Frailty (Kerapuhan Fisik)
- Frailty adalah sindrom klinis berupa penurunan cadangan fisiologis yang menyebabkan lansia sangat rentan terhadap stresor kecil sekalipun. Kondisi ini meningkatkan risiko rawat inap, jatuh, dan kematian.
8. Masalah Penglihatan dan Pendengaran
- Cataract, glaucoma, presbyopia, presbycusis, dan gangguan sensorik lainnya mengganggu mobilitas, komunikasi, serta meningkatkan risiko isolasi sosial dan depresi.
9. Masalah Sosial dan Ekonomi
- Lansia sering menghadapi masalah seperti tidak adanya dukungan keluarga, kesulitan finansial, dan keterbatasan akses layanan kesehatan, terutama di daerah kurang sejahtera.
10. Risiko Kekerasan dan Penelantaran
- Lansia rentan mengalami kekerasan fisik, psikologis, finansial, maupun penelantaran, terutama ketika mereka bergantung pada pengasuh atau anak. WHO memasukkan elder abuse sebagai isu kesehatan publik global.
Kesimpulan
Permasalahan lansia bersifat multidimensional, mencakup aspek medis, psikologis, sosial, dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Definisi lansia menurut WHO memberikan kerangka umum untuk memahami struktur umur, namun pendekatan penanganan harus lebih menitikberatkan pada kemampuan fungsional dan quality of life. Dengan meningkatnya populasi lansia secara global, sistem kesehatan perlu beradaptasi melalui layanan geriatri terpadu, pencegahan penyakit, intervensi sosial, serta dukungan keluarga dan komunitas untuk memastikan proses penuaan berlangsung sehat, bermartabat, dan produktif.









Leave a Reply