Mitos Keamanan Jamu dan Herbal Tradisional Berdasarkan Penggunaan Ratusan Tahun
Judarwanto Widodo, Yudhasmara Sandiaz
Abstrak
Penggunaan jamu dan herbal tradisional telah berlangsung selama berabad-abad di berbagai budaya, sehingga sering dianggap pasti aman. Namun, asumsi ini tidak didukung oleh bukti ilmiah modern yang menunjukkan potensi toksisitas dan risiko kesehatan akibat penggunaan herbal tanpa pengawasan yang tepat. Artikel ini membahas mengapa pengalaman historis tidak selalu menjamin keamanan, dengan meninjau bukti ilmiah terkini tentang toksisitas, perubahan lingkungan, dan pergeseran metode pengolahan herbal. Selain itu, artikel menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti dan pengawasan regulasi dalam penggunaan herbal tradisional saat ini.
Pendahuluan
Jamu dan herbal tradisional menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pengobatan banyak masyarakat selama berabad-abad. Kepercayaan terhadap keamanannya sering didasarkan pada sejarah panjang penggunaan turun-temurun tanpa catatan efek samping yang jelas. Kondisi ini mendorong persepsi bahwa bahan alami dan tradisional pasti bebas risiko dan dapat digunakan tanpa batasan.
Namun, kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi diagnostik modern telah mengungkapkan fakta bahwa banyak tanaman obat tradisional dapat menyebabkan efek toksik, yang mungkin tidak terdeteksi pada masa lalu karena keterbatasan teknologi dan dokumentasi. Faktor lingkungan dan perubahan cara produksi juga berperan dalam mengubah profil risiko penggunaan herbal saat ini, sehingga perlunya evaluasi ulang terhadap klaim keamanan berdasarkan pengalaman historis.
Keamanan Herbal dalam Sains Kedokteran
Dalam konteks kedokteran modern, keamanan herbal diartikan sebagai tingkat risiko toksisitas, efek samping, dan interaksi yang dapat ditoleransi oleh pengguna berdasarkan bukti klinis dan uji toksikologi. Standar keamanan melibatkan pengujian pra-klinis dan klinis yang terkontrol untuk menilai dosis aman, profil farmakokinetik, serta efek jangka pendek dan jangka panjang.
Keamanan juga dipengaruhi oleh kualitas produk, termasuk identifikasi botani yang tepat, standardisasi kandungan bahan aktif, serta pengujian kontaminan seperti logam berat, pestisida, dan bahan kimia sintetis. Sistem regulasi kesehatan berperan penting dalam memastikan bahwa produk herbal yang beredar memenuhi standar keamanan tersebut untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat.
Penggunaan Herbal Ratusan Tahun
Pertama, sejarah panjang penggunaan herbal tidak otomatis mencerminkan keamanan mutlak. Banyak efek samping, seperti kerusakan hati atau ginjal akibat konsumsi herbal, mungkin tidak terdeteksi pada masa lalu karena kurangnya alat diagnosa dan pencatatan medis yang memadai. Misalnya, akar aconite yang digunakan dalam pengobatan tradisional Cina mengandung alkaloid neurotoksik dan kardiotoksik yang dapat menyebabkan aritmia fatal, sebuah efek yang baru diketahui secara luas berkat teknologi medis modern.
Kedua, kondisi lingkungan masa kini berbeda signifikan dibanding masa lalu. Tanaman herbal yang tumbuh sekarang bisa terkontaminasi pestisida, herbisida, dan logam berat dari polusi industri atau pertanian intensif. Kontaminasi ini meningkatkan risiko toksisitas yang tidak pernah dialami oleh pengguna herbal tradisional terdahulu, sehingga keamanan historis tidak dapat dijadikan acuan tanpa evaluasi kualitas produk masa kini.
Ketiga, metode pengolahan herbal tradisional sering kali melibatkan teknik perebusan atau proses detoksifikasi yang bertujuan mengurangi toksisitas. Namun, dalam produksi massal modern, proses ini sering diabaikan demi efisiensi dan keuntungan, sehingga produk akhir mengandung senyawa beracun dalam konsentrasi lebih tinggi yang dapat membahayakan konsumen.
Keempat, variasi kandungan bahan aktif dalam tanaman herbal sangat besar tergantung pada faktor geografis, musim, dan teknik pengolahan. Ketidakseragaman ini menyebabkan sulitnya menentukan dosis yang aman dan efektif, menambah risiko overdosis atau efek toksik tanpa disadari oleh pengguna.
Kelima, interaksi herbal dengan obat-obatan medis modern menjadi faktor tambahan risiko. Tanaman yang dulunya digunakan sendiri tanpa obat sintetik kini banyak dikonsumsi bersamaan dengan terapi medis, sehingga risiko interaksi berbahaya meningkat, yang tidak pernah dipertimbangkan dalam konteks tradisional.
Bagaimana Kita Sebaiknya Bersikap
Pertama, perlu edukasi publik bahwa sejarah penggunaan bukan jaminan keamanan mutlak. Penggunaan herbal harus disertai pemahaman risiko dan batasan penggunaannya berdasarkan bukti ilmiah terbaru.
Kedua, masyarakat dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum menggunakan herbal, terutama jika juga sedang menjalani terapi obat medis.
Ketiga, pemerintah dan lembaga kesehatan harus memperketat regulasi dan pengawasan produk herbal, termasuk keharusan uji keamanan, standardisasi dosis, dan pelabelan yang jelas.
Keempat, produsen herbal hendaknya menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) untuk menjaga kualitas dan keamanan produk, termasuk melakukan pengujian kontaminan secara rutin.
Kelima, penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi keamanan, efektivitas, dan interaksi herbal dalam konteks penggunaan modern, agar kebijakan kesehatan berbasis bukti dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Daftar Pustaka
- Ernst, E. (2002). Toxic heavy metals and undeclared drugs in Asian herbal medicines. Trends in Pharmacological Sciences, 23(3), 136-139. https://doi.org/10.1016/S0165-6147(02)02015-9
- Posadzki, P., Watson, L., & Ernst, E. (2013). Contamination and adulteration of herbal medicinal products (HMPs): an overview of systematic reviews. European Journal of Clinical Pharmacology, 69(3), 295-307. https://doi.org/10.1007/s00228-012-1347-6
- Bent, S. (2008). Herbal medicine in the United States: review of efficacy, safety, and regulation: Grand Rounds at University of California, San Francisco Medical Center. Journal of General Internal Medicine, 23(6), 854-859. https://doi.org/10.1007/s11606-008-0632-y
- World Health Organization (WHO). (2004). WHO guidelines on safety monitoring of herbal medicines in pharmacovigilance systems. https://apps.who.int/iris/handle/10665/42678
- Izzo, A. A., & Ernst, E. (2009). Interactions between herbal medicines and prescribed drugs: an updated systematic review. Drugs, 69(13), 1777-1798. https://doi.org/10.2165/11317030-000000000-00000












Leave a Reply