Diabetes Melitus pada Anak: Tinjauan Epidemiologi, Patofisiologi, Diagnosis, Gejala, dan Penanganannya
Diabetes Melitus (DM) pada anak merupakan gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia akibat defisiensi atau resistensi insulin. Kasus DM anak terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tipe diabetes pada anak yang paling sering ditemukan adalah Diabetes Melitus tipe 1, namun DM tipe 2 juga mulai meningkat akibat perubahan gaya hidup. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan epidemiologi, patofisiologi, diagnosis, gejala klinis, serta penanganan DM pada anak. Penanganan optimal sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup anak.
Diabetes Melitus pada anak menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga perkembangan psikologis anak. DM pada anak umumnya diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2, dengan tipe 1 paling banyak ditemukan akibat kerusakan autoimun pada sel beta pankreas.
Dalam beberapa tahun terakhir, insiden DM tipe 2 pada anak menunjukkan peningkatan, seiring dengan bertambahnya kasus obesitas anak. Hal ini dipengaruhi oleh pola hidup kurang sehat, kebiasaan makan tinggi kalori, dan rendahnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, deteksi dini, edukasi, dan tata laksana yang tepat menjadi kunci penting dalam menangani DM pada anak.
Epidemiologi
Secara global, berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2023, diperkirakan terdapat lebih dari 1,5 juta anak dan remaja di bawah usia 20 tahun yang menderita DM tipe 1. Insiden DM tipe 1 meningkat sekitar 3% setiap tahun, terutama di negara-negara maju. Sementara itu, prevalensi DM tipe 2 pada anak juga meningkat, terutama di wilayah Asia dan Amerika, seiring meningkatnya kasus obesitas anak.
Di Indonesia, kasus DM pada anak masih kurang terdata secara menyeluruh. Namun, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan jumlah pasien DM anak dari tahun ke tahun. Kasus terbanyak adalah DM tipe 1, namun mulai ditemukan juga kasus DM tipe 2 pada anak obesitas. Hal ini menjadi tantangan baru bagi tenaga kesehatan dan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Patofisiologi
Pada DM tipe 1, patofisiologi utamanya adalah kerusakan autoimun terhadap sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Antibodi yang menyerang sel beta menyebabkan penurunan produksi insulin secara progresif hingga akhirnya terjadi defisiensi total. Hal ini menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam darah (hiperglikemia).
Sementara pada DM tipe 2, patofisiologinya lebih dominan disebabkan oleh resistensi insulin. Sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga glukosa tidak dapat digunakan secara optimal. Pada anak, kondisi ini sering terkait dengan obesitas, penumpukan lemak viseral, serta gaya hidup sedentari. Lama-kelamaan, pankreas menjadi lelah dan produksi insulin menurun.
Diagnosis
Diagnosis DM pada anak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan dilakukan melalui glukosa darah puasa ≥126 mg/dL, glukosa darah 2 jam post prandial ≥200 mg/dL, atau glukosa sewaktu ≥200 mg/dL disertai gejala klasik. Selain itu, pemeriksaan HbA1c ≥6,5% juga mendukung diagnosis DM.
Pemeriksaan tambahan seperti autoantibodi (anti-GAD, anti-ICA) dapat dilakukan untuk membedakan DM tipe 1 dari tipe 2. Pada DM tipe 2, sering ditemukan tanda resistensi insulin seperti obesitas, acanthosis nigricans, dan riwayat keluarga DM. Penegakan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Tanda dan Gejala
Gejala utama DM pada anak sering diawali dengan keluhan klasik berupa poliuria (sering kencing), polidipsia (sering haus), dan polifagia (sering lapar) namun disertai penurunan berat badan. Anak juga bisa mengalami lemas, mudah lelah, dan gangguan konsentrasi dalam aktivitas belajar.
Pada beberapa kasus, anak datang dengan gejala yang lebih berat seperti ketoasidosis diabetik, ditandai dengan napas cepat, nyeri perut, mual, muntah, dan bahkan penurunan kesadaran. Kondisi ini merupakan keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera di rumah sakit.
Pada DM tipe 2, gejala dapat lebih ringan dan berkembang perlahan. Anak mungkin hanya mengalami obesitas, kulit gelap di area lipatan (acanthosis nigricans), atau hasil pemeriksaan glukosa darah yang tinggi saat skrining rutin tanpa gejala khas.
Penanganan
Penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan terapi insulin seumur hidup, dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan usia, berat badan, dan pola makan anak. Jenis insulin yang digunakan bisa berupa insulin kerja cepat, kerja sedang, atau kerja panjang, tergantung kebutuhan. Selain itu, edukasi keluarga sangat penting agar anak dapat melakukan suntikan insulin secara mandiri dan aman.
Pada DM tipe 2, terapi awal dapat berupa perubahan gaya hidup, termasuk diet sehat rendah kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan pengendalian berat badan. Bila perubahan gaya hidup tidak cukup, terapi obat oral seperti metformin atau insulin dapat diberikan sesuai kondisi anak.
Pendekatan multidisiplin sangat diperlukan dalam pengelolaan DM pada anak, melibatkan dokter anak, ahli gizi, psikolog, dan edukator diabetes. Monitoring rutin kadar glukosa darah, HbA1c, dan pemeriksaan komplikasi seperti fungsi ginjal, mata, dan saraf juga harus dilakukan secara berkala.
Kesimpulan
Diabetes Melitus pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat di dunia dan Indonesia. DM tipe 1 masih mendominasi, namun DM tipe 2 mulai banyak ditemukan akibat obesitas dan gaya hidup tidak sehat. Diagnosis dini, penanganan yang tepat, serta edukasi berkelanjutan sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup anak.
Daftar Pustaka
- International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas. 10th ed. Brussels, Belgium: International Diabetes Federation; 2023.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak dan Remaja di Indonesia. Jakarta: IDAI; 2022.
- Craig ME, Hattersley A, Donaghue KC. Definition, epidemiology and classification of diabetes in children and adolescents. Pediatr Diabetes. 2022;23(7):1020-1030.
- American Diabetes Association. 2. Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes—2024. Diabetes Care. 2024;47(Suppl 1):S17-S32.
- Zeitler P, Hirst K, Pyle L, Linder B, Copeland K, Arslanian S. A Clinical Trial to Maintain Glycemic Control in Youth with Type 2 Diabetes. N Engl J Med. 2019;381(17):1707-1717.
Leave a Reply