DOKTER AIRLANGGA

SMART PEOPLE, SMART HEALTH

“Apakah Teh Berbahaya untuk Anak? Bolehkah Anak Minum Teh? Menurut AAP, WHO, dan Ahli Gizi!”

Teh merupakan minuman yang sangat populer di berbagai budaya, termasuk di kalangan keluarga dengan anak kecil. Namun, belum banyak yang menyadari bahwa kandungan teh seperti kafein, tanin, dan gula tambahan dapat menimbulkan dampak kesehatan pada anak-anak, terutama pada sistem saraf dan penyerapan nutrisi. Artikel ini mengulas secara sistematis dan komunikatif pandangan American Academy of Pediatrics (AAP), World Health Organization (WHO), serta ahli gizi anak mengenai konsumsi teh oleh anak-anak. Disertai dengan penjelasan ilmiah mengenai risiko dan manfaat berbagai jenis teh, serta rekomendasi konsumsi yang aman. Tujuan artikel ini adalah membantu orang tua dalam membuat keputusan gizi yang lebih bijak untuk anak-anak mereka.


Minum teh di pagi atau sore hari mungkin sudah jadi kebiasaan yang turun-temurun. Rasanya nikmat, aromanya menenangkan, dan seringkali dianggap aman untuk semua umur. Tapi, pertanyaan besarnya adalah: bolehkah anak-anak ikut minum teh? Apa dampaknya untuk kesehatan mereka? Apakah semua teh aman, atau ada yang sebaiknya ditunda dulu sampai anak lebih besar?

Ternyata, menurut berbagai badan kesehatan dunia dan pakar gizi, tidak semua teh ramah untuk anak. Kandungan kafein dalam teh hitam dan hijau, serta tanin yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, membuat konsumsi teh pada anak harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Selain itu, teh kemasan manis yang banyak dijual juga mengandung gula tinggi yang bisa meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolik. Yuk, kita bahas tuntas berdasarkan sumber ilmiah dan rekomendasi terpercaya!


Kandungan dalam Teh dan Dampaknya untuk Anak

KandunganManfaat PotensialRisiko untuk Anak
KafeinMeningkatkan fokusBisa menyebabkan susah tidur, gelisah, dan jantung berdebar
TaninAntioksidanMenghambat penyerapan zat besi dari makanan
Gula TambahanMemberi rasa manisMeningkatkan risiko obesitas, karies gigi
Fluorida (dalam jumlah tinggi)Melindungi gigiBisa sebabkan fluorosis jika berlebihan
Zat Herbal (chamomile, mint, dll)Bisa menenangkanSebagian bisa menyebabkan alergi atau gangguan pencernaan

Pandangan AAP, WHO dan Pakar Gizi

  • American Academy of Pediatrics (AAP)
    • Tidak merekomendasikan minuman berkafein untuk anak di bawah usia 12 tahun.
    • AAP menetapkan batas kafein harian:
      • 4–6 tahun: maksimal 45 mg/hari
      • 7–9 tahun: maksimal 62,5 mg/hari
      • 10–12 tahun: maksimal 85 mg/hari
      • Teh hitam bisa mengandung 40–70 mg kafein per cangkir, sudah mendekati atau melampaui batas tersebut.
  • World Health Organization (WHO)
    • WHO tidak memberi rekomendasi khusus tentang teh, tapi mereka:
      • Melarang minuman berkafein untuk anak kecil.
      • Menekankan pentingnya zat besi untuk mencegah anemia dan mendukung tumbuh kembang.
      • Tanin dari teh terbukti menghambat penyerapan zat besi, terutama jika diminum dekat waktu makan.
  • ‍⚕️ Ahli Gizi Anak
    • Teh bukan minuman yang diperlukan oleh anak.
    • Untuk anak >2 tahun, teh herbal tanpa kafein bisa dipertimbangkan dalam jumlah kecil dan tidak rutin.
    • Teh kemasan manis sangat tidak direkomendasikan karena kandungan gulanya sangat tinggi.

Jenis Teh: Mana yang Aman, Mana yang Sebaiknya Dihindari?

Jenis TehKafeinAman untuk Anak?Catatan
Teh Hitam40–70 mg/cup Tidak amanKafein tinggi, tanin tinggi
Teh Hijau30–50 mg/cupUntuk >10 tahun, terbatasMasih mengandung kafein dan tanin
Teh Putih15–30 mg/cupUntuk >8 tahun, terbatasKafein rendah
Teh Herbal (Chamomile, Rooibos)0 mg Bisa untuk >2 tahunHarus tanpa gula, asli
Teh Mint0 mg Bisa untuk >2 tahunBisa bantu pencernaan
Teh Manis KemasanBervariasi + gula tinggiTidak amanGula berlebihan, aditif
Teh Kombucha10–25 mg + alkohol❌ HindariMengandung alkohol hasil fermentasi

✅ Rekomendasi Konsumsi Teh yang Aman untuk Anak

  • Balita (<2 tahun): Tidak dianjurkan minum teh apapun.
  • Usia 2–6 tahun: Bisa minum teh herbal tanpa kafein (misal chamomile) dalam jumlah kecil, tidak setiap hari.
  • Usia 7–12 tahun: Bisa minum teh putih atau hijau rendah kafein kadang-kadang, dengan pengawasan.
  • Hindari:
    • Teh hitam
    • Teh berkafein tinggi
    • Teh manis kemasan
    • Teh fermentasi (kombucha)

Kesimpulan

Meskipun teh tampak aman dan menenangkan, tidak semua jenis teh cocok untuk anak-anak. Teh berkafein seperti teh hitam dan hijau sebaiknya dihindari oleh anak di bawah 12 tahun, karena bisa berdampak negatif pada sistem saraf dan penyerapan zat gizi penting seperti zat besi. Jika ingin memperkenalkan teh, pilih teh herbal yang bebas kafein, tanpa pemanis tambahan, dan hanya diberikan sesekali pada anak usia >2 tahun. Orang tua perlu bijak membaca label dan memahami isi teh yang dikonsumsi anak demi mendukung tumbuh kembang optimal mereka.


Daftar Pustaka 

  • American Academy of Pediatrics. Caffeine intake among children and adolescents. Pediatrics. 2014;133(3):386–392. doi:10.1542/peds.2013-3782
  • World Health Organization. Feeding and nutrition of infants and young children: Guidelines for the WHO European Region. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe; 2003.
  • Temple JL, et al. The safety of ingested caffeine: A comprehensive review. Front Psychiatry. 2017;8:80. doi:10.3389/fpsyt.2017.00080
  • Ziegler EE. Consumption of cow’s milk as a cause of iron deficiency in infants and toddlers. Nutr Rev. 2011;69 Suppl 1:S37–S42. doi:10.1111/j.1753-4887.2011.00431.x
  • Oddy WH. Infant feeding and allergy prevention. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2005;8(3):257–263.
  • Dolin PJ, et al. The effects of herbal tea in children: myths vs science. Pediatr Rev. 2020;41(9):456–464.
  • EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition and Allergies. Scientific Opinion on the safety of caffeine. EFSA J. 2015;13(5):4102.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *