Selama lebih dari dua dekade terakhir, angka kematian akibat kanker di Amerika Serikat mengalami penurunan yang stabil, berkat kemajuan dalam pencegahan, diagnosis dini, dan terapi. Namun, laporan terbaru menunjukkan adanya peningkatan diagnosis kanker pada wanita, terutama dari kelompok minoritas rasial dan etnis. Faktor gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, dan pola makan tidak sehat menjadi pendorong utama kenaikan ini. Artikel ini membahas tren terkini berdasarkan laporan tahunan Annual Report to the Nation on the Status of Cancer yang diterbitkan di jurnal Cancer serta mengulas pentingnya akses perawatan kesehatan rutin untuk mengurangi risiko kanker di masa depan.
Kanker tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Namun, sejak dua dekade terakhir, angka kematian akibat kanker menunjukkan tren menurun yang konsisten. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa antara tahun 2018 hingga 2022, kematian akibat kanker menurun rata-rata 1,7% per tahun pada pria, 1,3% pada wanita, dan 1,5% pada anak-anak. Penurunan ini mencerminkan kemajuan dalam bidang pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker yang lebih efektif, khususnya untuk kanker terkait rokok.
Namun demikian, meskipun angka kematian menurun, jumlah diagnosis kanker baru pada wanita justru meningkat secara tahunan dari tahun 2003 hingga 2021. Terlebih lagi, terdapat kesenjangan yang mencolok di antara kelompok minoritas ras dan etnis. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi makanan olahan, semakin memperburuk situasi ini, mendorong peningkatan kanker payudara, uterus, kolorektal, pankreas, ginjal, dan hati.
Tabel Tren Perbandingan Angka Kematian dan Diagnosis Kanker di Amerika Serikat
Kelompok | Tren Kematian (2018–2022) | Tren Diagnosis (2001–2021) | Keterangan Tambahan |
---|---|---|---|
Pria | Turun 1,7% per tahun | Turun 2001–2013, stabil 2013–2021 | Penurunan kuat terkait berkurangnya kanker terkait rokok |
Wanita | Turun 1,3% per tahun | Naik setiap tahun dari 2003 hingga 2021 | Peningkatan kanker terkait obesitas (payudara, uterus, dll) |
Anak-anak | Turun 1,5% per tahun | Tidak dijelaskan perubahan diagnosis | Fokus pada peningkatan survival anak-anak kanker |
Minoritas Ras dan Etnis | Turun (angka spesifik tidak disebutkan) | Risiko diagnosis lebih tinggi dibandingkan kelompok mayoritas | Disparitas akses layanan kesehatan dan skrining |
Catatan Tambahan:
Pandemi COVID-19 mengganggu tren normal, menyebabkan skrining berkurang dan potensi keterlambatan diagnosis pada banyak kasus.
Kanker yang meningkat dihubungkan dengan faktor gaya hidup: obesitas, makanan olahan, dan kurang aktivitas fisik.
Kanker kolorektal meningkat signifikan di usia muda (di bawah 50 tahun), menjadi penyebab kematian kanker utama di kelompok usia ini.
Penurunan Angka Kematian akibat Kanker
Penurunan angka kematian akibat kanker dianggap sebagai indikator utama keberhasilan strategi pencegahan dan pengobatan. Laporan terbaru mengaitkan sebagian besar penurunan ini dengan berkurangnya kejadian kanker paru-paru dan kanker lain yang berkaitan dengan kebiasaan merokok.
Menurut Dr. Jack Jacoub, seorang ahli onkologi medis di MemorialCare Cancer Institute, intervensi berhenti merokok memiliki peran besar dalam menurunkan angka kematian, terutama pada pria yang sebelumnya memiliki prevalensi merokok lebih tinggi. Selain itu, deteksi dini melalui program skrining yang lebih baik, peningkatan akses ke perawatan, serta perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, berolahraga, mengontrol berat badan, dan mengurangi konsumsi alkohol, semuanya berkontribusi pada penurunan ini.
Peningkatan Diagnosis Kanker pada Wanita
Berbeda dengan tren penurunan kematian, jumlah diagnosis kanker baru pada wanita mengalami peningkatan tahunan dari 2003 hingga 2021. Kenaikan ini terutama berkaitan dengan kanker yang dipicu oleh obesitas, seperti kanker payudara, uterus, kolorektal, pankreas, ginjal, dan hati.
Dr. Anton Bilchik dari Providence Saint John’s Cancer Institute menyatakan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan kanker dan penghindaran faktor risiko, seperti obesitas dan makanan olahan, menjadi kunci. Namun, perubahan pola hidup ini perlu dimulai sejak usia muda, karena kanker kolorektal, misalnya, kini menjadi penyebab utama kematian terkait kanker pada individu di bawah usia 50 tahun, terutama wanita.
Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Tren Kanker
Pandemi COVID-19 sempat mengganggu tren positif ini. Banyak orang melewatkan skrining kanker rutin dan perawatan medis karena pembatasan sosial dan ketakutan terhadap infeksi.
Laporan menunjukkan bahwa jumlah diagnosis kanker turun pada tahun 2020 di hampir seluruh negara bagian AS, yang mengindikasikan potensi lonjakan diagnosis kanker stadium lanjut dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini menyoroti pentingnya menjaga akses ke layanan kesehatan bahkan saat terjadi krisis kesehatan masyarakat, guna memastikan deteksi dini tetap berlangsung.
Faktor Gaya Hidup dan Pencegahan Kanker
Para ahli sepakat bahwa faktor gaya hidup memegang peranan penting dalam mencegah kanker. Menghindari rokok, menjaga berat badan sehat, berolahraga secara teratur, membatasi konsumsi alkohol, serta mengadopsi pola makan sehat kaya sayuran dan serat menjadi pilar utama dalam pencegahan kanker.
Penekanan pada perubahan gaya hidup ini perlu ditanamkan sejak usia muda untuk mencegah peningkatan jenis-jenis kanker yang kini semakin banyak ditemukan pada generasi muda, seperti kanker kolorektal.
Meskipun kemajuan besar telah dicapai dalam menurunkan angka kematian akibat kanker di Amerika Serikat, tren peningkatan diagnosis kanker pada wanita, terutama di kelompok minoritas, menjadi perhatian serius. Perubahan gaya hidup sehat, skrining rutin, serta akses yang setara ke layanan kesehatan harus menjadi prioritas utama dalam strategi pencegahan kanker ke depan.
Leave a Reply